ESENSINEWS.com – Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman berhasil memetakan materi genetik virus corona SARS-CoV-2 yang menginfeksi tiga pasien Covid-19 di Indonesia.
Diberitakan sebelumnya, sekuensing atau pengurutan materi genetik virus ini berguna untuk lebih memahami karakteristik virus corona baru dan pada akhirnya membantu mengembangkan vaksin virus yang tepat.
Ketiga isolat virus corona yang berhasil disekuensing itu memiliki ID GISAID: Indonesia/JKT-EIJK2444/2020, Indonesia/JKT-EIJK0317/2020, dan Indonesia/JKT-EIJK0141/2020.
Ketiganya sudah dikirim ke portal Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) untuk dianalisis dan dapat dilihat semua orang.
Portal GISAID merupakan inisiatif kerjasama antara pemerintah Jerman dengan organisasi nirlaba yang bertujuan untuk menyediakan akses terhadap berbagai informasi genetik virus-virus yang menyebabkan epidemi seperti flu.
Salah seorang peneliti post doktoral LBM Eijkman, Pradiptajati Kusuma, meninjau analisis dari institut Nextrain untuk melihat asal muasal sampel virus corona yang ada di Indonesia.
Menurut Pradipta, organisasi Nexstrain sangat baik dalam mengkurasi data di GISAID, menganalisis, dan memvisualisasikannya.
Dari pemetaan yang dilakukan berdasarkan data yang terkumpul, Pradipta mengatakan ketiga sampel itu berasal dari China, hanya saja memiliki riwayat transmisi perjalanan yang berbeda-beda.
Jika peneliti sudah mulai memetakan genom virus coona Indonesia dapatkah diketahui sejak kapan SARS-CoV-2 ada di Indonesia?
Pradipta mengatakan, dengan data yang ada saat ini, sebenarnya kita sudah dapat menganalisis sebenarnya sejak kapan virus corona SARS-CoV-2 ada di Indonesia atau mulai menyebar di Tanah Air.
“Memang tidak mudah, jadi harus dianalisis dengan baik,” ungkap Pradipta kepada Kompas.com, Rabu (6/5/2020).
Diperlukan penelitian dan analisis lebih lanjut untuk mengetahui tanggal berapa tepatnya virus corona berada di Indonesia.
“Kita bisa memperhitungkan atau menggestimasi itu, tapi memang diperlukan analisis lebih lagi,” ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, Direktur LBM Eijkman Profesor Amin Soebandrio mengatakan bahwa sekuensing genom virus corona akan memberi gambaran yang jelas tentang asal-usul virus corona penyebab Covid-19 yang telah menginfeksi lebih dari 12.000 orang di Indonesia.
Manfaat utama dari sekuensing genom ini adalah untuk pembuatan vaksin dan diagnostik.
“Kalau virus-virus itu (yang ada di Indonesia) berbeda dengan virus SARS-CoV-2 dari negara lain, maka kita harus membuat diagnostik yang sesuai dengan karakter khas virus yang ditemukan di Indonesia sendiri,” jelas Prof Amin.
Sedangkan, dalam pembuatan vaksin untuk Covid-19 ini, sekuensing genom akan mempermudah ilmuwan atau peneliti dalam mengembangkan vaksin yang sesuai dengan virus yang ada di Indonesia.
“Kalau vaksin yang dibuat nanti tidak cocok dengan virus corona yang bersirkulasi di Indonesia, itu nanti akan menyebabkan efektivitas vaksin menjadi rendah,” ungkap Prof Amin.
Oleh sebab itu, sekuensing genom sangatlah penting untuk membantu dalam upaya pengobatan Covid-19 maupun pengembangan vaksin SARS-CoV-2 di Indonesia.