ESENSINEWS.com – Seorang diplomat senior China di Inggris, Chen Wen, berkata kepada BBC bahwa permintaan itu politis dan mengalihkan fokus China yang saat ini ditujukan untuk menanggulangi pandemi.
Informasi tentang asal usul Covid-19 dan bagaimana awal mula penyebarannya diyakini dapat membantu banyak negara mengatasi penyakit ini.
Virus ini disebut muncul pertama kali di pasar binatang liar di kota Wuhan, pada akhir 2019.
Sebuah laporan resmi Uni Eropa menuduh China menyebar informasi keliru tentang krisis kesehatan yang terjadi.
Dinas Luar Negeri Eropa (EEAS) menyebut Rusia dan China membuat narasi konspiratif tentang virus itu untuk negara-negara Uni Eropa.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, juga berulang kali menyerang cara China menanggulangi pandemi ini.
Pemerintah negara bagian Missouri bahkan menggugat pemerintah China yang mereka tuduh tidak berupaya kuat menyetop penyebaran virus corona baru tersebut.
Sejumlah ilmuwan belakangan juga mengkritik spekulasi yang menyebut virus itu diciptakan di sebuah laboratorium di Wuhan.
Pemerintah China menolak seruan internasional terkait investigasi independen terhadap awal-mula penyebaran virus penyebab Covid-19.
Sejak permulaan pandemi, ada dorongan dari para penyelidik internasional untuk mendapat izin masuk ke China dan menelisik bagaimana krisis virus corona baru bisa muncul.
Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, Kamis (23/04), menyebut dia akan mendorong investigasi itu pada pertemuan tahunan Majelis Kesehatan Dunia, Mei mendatang.
Forum itu adalah badan pengambil keputusan pada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Australia duduk sebagai dewan eksekutif dalam forum tersebut.
Adapun, Majelis Kesehatan Dunia sudah berencana membahas investigasi itu sebagai ulasan yang dapat dipelajari dalam kondisi kedaruratan kesehatan.
Namun diplomat China, Chen Wen, menyebut negaranya tidak sepakat pada investigasi apapun yang diinisiasi dunia internasional.
“Penyelidikan independen itu didorong maksud politis,” ujar Chen.
“Kami sedang menanggulangi virus, kami memfokuskan semua upaya kami mengatasinya. Mengapa ada pembicaraan tentang investigasi? Itu bukan hanya akan mengalihkan perhatian tapi juga sumber daya kami.”
“Ini adalah inisiatif yang didasari kepentingan politik. Menurut saya tidak satupun orang akan sepakat. Ini bukan untuk kepentingan orang banyak,” kata Chen.
Menurut Chen, terdapat banyak rumor tentang awal mula kemunculan virus. Ia berkata, informasi yang keliru itu berbahaya dan seperti virus politik, yang sama berbahayanya dengan virus corona itu sendiri.
Analisis oleh Gordon Corera, koresponden BBC urusan keamanan
Pemerintahan di Eropa sejauh ini sangat menghindari persoalan diplomatik dengan China dalam situasi yang sensitif.
Seorang pejabat Inggris, yang seperti banyak petinggi lainnya menolak memberi keterangan secara terbuka, menyebut ada kegugupan berseteru dengan China. Dia menyebut sebuah situasi diplomatik yang sulit.
Sejumlah negara bergantung pada China terkait pasokan peralatan untuk mengatasi krisis kesehatan ini. Mereka ingin arus informasi tetap terbuka untuk memahami wabah yang terjadi dan bagaimana mencegahnya pada masa depan.
Para pakar menyebut pendekatan terhadap pemerintah China perlu disesuaikan dengan hati-hati.
“Kami ingin mengurangi retorika dan konfrontasi karena ada sesuatu yang lebih serius yang perlu ditangani,” kata Charles Parton, mantan diplomat Inggris di China, yang kini menjadi penasihat senior pada lembaga pemikir Royal United Services Institute.
Sebaliknya, di AS, perihal apapun tentang China semakin dipolitisasi dalam tahun politik. Muncul persaingan memberi desakan ke China serta penyelidikan awal mula kemunculan virus corona baru.
Meski berpotensi berdampak buruk pada kesehatan masyarakat, sumber resmi maupun yang didukung sejumlah pemerintah, termasuk Rusia dan, pada tingkat lebih rendah, China, terus menarasikan konspirasi dan disinformasi secara luas, baik kepada masyarakat di Uni Eropa dan lingkungan yang lebih luas.
Pernyataan itu adalah bagian dari laporan resmi Uni Eropa.
Laporan itu menyebut pejabat serta media massa milik pemerintah China, berusaha membelokkan tanggung jawab atas kemunculan wabah Covid-19.
Ada tuduhan para pihak di China membatasi setiap penyebutan Wuhan sebagai asal virus.
Beberapa saluran media sosial yang dikendalikan pemerintah China juga dituduh terus menyebarkan teori, bahwa wabah itu berkaitan dengan kunjungan perwakilan militer AS.
Para penulis laporan Uni Eropa juga mengklaim menemukan ‘bukti penting tentang operasi rahasia China’ di media sosial. Mereka mengutip laporan jaringan di Twitter yang terkait dengan pemerintah China.
Laporan Uni Eropa itu juga menuding Rusia menyebarkan disinformasi.
Menurut laporan itu, sejumlah sumber dan media massa, yang pro maupun milik Rusia, terus menjalankan kampanye terkoordinasi untuk merusak strategi penanggulangan pandemi dan menabur kebingungan anggota Uni Eropa.
Informasi keliru itu juga dituding mengaburkan asal-usul serta dampak virus corona baru terhadap kesehatan.
Sumber : BBC