ESENSINEWS.com – Sikap tegas Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam mengkritik telegram Polri berisi penindakan hukum penghina presiden dan pejabat negara dalam situasi wabah virus corona diacungi jempol.
DR. Rizal Ramli mengaku salut mantan Ketua Umum Partai Demokrat itu berani menyuarakan agar isi telegram dievaluasi. “Salute Mas Susilo Bambang Yudhoyono (SBY),” puji Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu di akun Twitter pribadinya, Kamis (9/4/2010).
Menurut ekonom tersohor ini, SBY memang sosok yang pro demokrasi. Dirinya pernah bersama-sama SBY berjuang agar Indonesia keluar dari tirani otoriter.
“Kita dulu sama-sama memperjuangkan transisi dari sistim otoriter ke demokrasi,” tegasnya kepada SBY. Namun demikian, mantan Menko Kemaritiman itu juga heran dengan kondisi saat ini, di mana presiden seolah diposisikan anti kritik. Pengkritik bisa dianggap sebagai penghina presiden sekalipun tidak ada delik aduan sebagaimana bunyi dari telegram.
Rizal Ramli berpikir gaya seperti itu mungkin saja diterapkan oleh pemimpin yang memang tidak pernah berjuang untuk demokrasi sebagaimana dilakukan dirinya dan SBY.
“Piye toh kok mau balik kembali ke sistem otoriter. Jarum kok mau diputar balik?” kesalnya. “Mungkin karena Mas Jokowi tidak pernah berjuang untuk demokrasi,” duga Rizal Ramli.