“Saya berpegang pada prinsip Bung Hatta, tahun 1957, bahwa tanggung jawab intelektual baik di dalam maupun di luar pemerintahan itu harus menyampaikan kritik untuk meluruskan hal-hal yang dianggap mengesampingkan kepentingan rakyat. Bung Hatta menyatakan di situ bahwa intelektual yang diam adalah intelektual pengkhianat. Itu yang ada,”ujarnya.
“Jadi saya hanya sampaikan tidak ada kepentingan apa pun dan menyerang pribadi apa pun dalam pernyataan,” sambungnya.
1. Video yang berjudul “Luhut: Hanya Pikirkan Uang, Uang dan Uang” adalah ulasan analisis tindak kebijakan pemerintah dalam menangani pandemi corona COVID-19. Dalam surat yang dilansir Detik.com, pada Selasa (07/4/2020), terdapat beberapa poin mengenai penjelasan Said terhadap isi video tersebut. Poin-poin tersebut antara lain:
2. Pernyataan saya yang menyatakan bahwa Luhut hanya memikirkan uang, uang dan uang merupakan rangkaian yang tidak terpisahkan dari seluruh analisis tersebut yang maknanya adalah:
a. Kebijakan pemerintah saat ini lebih, saat saya merekam video tersebut lebih mengutamakan kebijakan penyelamatan ekonomi dibandingkan dengan kebijakan mengatasi dampak Pandemi Corona secara langsung.
b. Bahwa Menko Kemaritiman dan Investasi Bapak Luhut B. Panjaitan lebih mengutamakan kebijakan penyelamatan investasi yang mungkin merupakan pelaksanaan tugas bapak.
3. Pernyataan saya terkait dengan Sapta Marga yang secara jelas saya katakan bahwa semoga tebersit kembali Sapta Marga, merupakan harapan saya kepada bapak sebagai purnawirawan TNI bahwa dengan jiwa sapta marga pasti akan memikirkan rakyat, bangsa dan Negara.
4. Sebagai tambahan informasi bagi bapak, keterangan saya tersebut jauh dari kepentingan pribadi dan semata-mata karena panggilan nurani untuk memenuhi kewajiban anak bangsa dalam mengembangkan sistem kehidupan bangsa dan Negara yang demokratis, peduli dan kritis kepada setiap aparatur Negara agar dalam mengambil kebijakan dan langkah-langkah selalu fokus untuk kepentingan rakyat banyak demi Indonesia yang maju dan makmur.