ESENSINEWS.com – Tokoh bangsa Rizal Ramli (RR) sudah mewakafkan hidupnya untuk rakyat Indonesia. RR adalah salahsatu putera terbaik Indonesia yang malang melintang, namun sebagai manusia biasa, dia tetap rendah hati, tak jumawa dan siap dikritik, didemo dan dikoreksi segala kesalahan dan kekeliruannya.
Dirinya kerap dicibir lantaran dia sosok yang vokal terhadap persoalan bangsa. Filosofinya tak lain cuma membantu masyarakat yang tertindas.
Namun semangatnya untuk mencerdaskan ,mensejahterakan, memberdayakana dan memajukan bangsanya, setingkat kuat dan dahsyatnya dengan perjuangan almarhum Prof Nurcholish Madjid dan KH Abdurrahman Wahid yang juga banjir tekanan, kritik, koreksi, intimidasi dan ancaman pada masanya.
RR sadar akan risiko itu, RR sangat mengagumi dan menghormati Soekarno-Hatta sebagai tokoh teladan kerakyatan dan nasionalisme Indonesia.
Setelah selesai dipenjara Orde Baru Pak Harto di Sukamiskin Bandung, sesudah belajar dari ITB, Sophia University Tokyo dan Boston University, AS, sebagai anak muda genre ”hibrida” yang mendapat ”sentuhan” Pesantren Pondok Gontor dan tokoh Pesantren Tebu Ireng (Gus Dur), RR terus berkiprah di bidang ekonomi dan sosial dengan wawasan cosmopolitan, kemodernan dan tradisi intelektualisme kritis berbaur nilai-nilai pesantren yang menggoresnya itu.
RR itu tokoh yang paling banyak ditawarkan jabatan, banyak yang beliau tolak. Zaman akhir Presiden Soeharto, Presiden BJ Habibie, menolak tawaran Mentei. Zaman Gus Dur menolak tawaran Gus Dur antara jadi Ketua BPK dan Dubes Amerika. Jadi : Zaman akhir Presiden Soeharto, Presiden BJ Habibie, menolak tawaran jadi Menteri. Zaman Gus Dur menolak tawaran Gus Dur untuk jadi Ketua BPK dan Dubes Amerika. Baru menerima setelah Gus Dur minta RR untuk ketiga kalinya, Ketua Bulog dan selanjutnya Menteri Perekonomian
Pada era Presiden SBY sebelumnya tawarkan dan sudah tanda tangan RR jadi Menko ekonomi, diterpedo Mantan Wapres JK.
Ketika akhirnya ditawarkan Menteri Perindusrian, RR tolak. Zaman Presiden Jokowi menolak sampai 3x tawaran JKW untuk jadi Menko Maritim, baru setelah Pak Jokowi katakan ini yang minta bukan hanya Presiden, tapi rakyat Indonesia yang ingin hidup lebih baik, baru RR menerima. Setelah tidak jadi Menteri, RR ditawarkan jadi Preskom PLN, RR menolak. RR terus berpikir dan bergerak untuk mencari solusi bagi permasalahan bangsa, dia tak henti mengingatkan Pak Jokowi demi perbaikan bangsa dan negara, akibatnya dia diserang para buzer bayaran dan dibenci buzzer secara keji. RR rela berkorban demi cita-cita mewujudkan pasal 33 UUD45. Trisakti Bung Karno, Reformasi Agrasia dan Ekonomi Kerakyatan yang adil dan benar, Pancasila yang diamalkan.
RR itu hanya setia kepada cita-cita untuk maslahat bangsa, tapi sering disalahpahami dan Dubes RI Presiden Jokowi untuk Polandia Peter Gontha berkata: ‘‘Kalian Kayak Nggak Tahu RR aja? RR itu setia terhadap cita-cita.” Dan apakah dia bertindak optimal untuk rakyat? Sejarah dan bangsa ini yang akan menentukan jalannya. ”Gitu aja kok repot,” mengacu kata-kata Gus Dur.
(berbagai sumber/FF)