ESENSINEWS.com, Jakarta – Demo oleh PA 212, FPI dan GNPF Ulama kemarin menyisakan sesuatu yang menarik. Sebuah topeng yang kemudian terbongkar. Sok petantang petenteng berorasi dan menuding macam-macam. Bahkan menyeret-nyeret nama Ahok hingga meminta Ahok mundur dari jabatannya sebagai Komisi Utama Pertamina. Sok menantang pemerintah yang sah, bahkan mau menumbangkan rezim. Bahkan sok mau menjatuhkan pemerintah.
Ternyata itu semua hanya lah topeng. Topeng monster agar terlihat sangar. Tapi di dalamnya, ternyata hanyalah orang-orang bermental tempe. Yang ciut ketika ditanya balik, maksud loe apa?
Di dalam demo kemarin, mobil komandonya ditempeli spanduk yang bertuliskan “Ayo Tumbangkan Rezim Korup”. Lalu seorang orator dari Forum Ukhuwah Islamiah Sulawesi Selatan Abdullah Maher menjalankan aksinya.
“Kami dari Sulsel alhamdulillah pada waktu yang lalu melakukan aksi yang sama di depan gedung DPRD Sulsel menuntut para koruptor yang ada di Jiwasraya, Asabri, dan lainnya untuk ditegakkan hukum sesuai dengan hukum yang berlaku,” katanya.
Sampai sini masih wajar, sesuai dengan tema demo anti-korupsi. Namun kelanjutan orasi ini yang cukup mengejutkan dan jadi berita.
“Rabu lalu salah seorang kawan saya yang lawyer mengundang untuk menemani saya kepada salah satu mafia China 9 Naga dan dalam pembicaraan mereka, pemerintah, para China-China ini telah mengendalikan negeri ini,” serunya menggebu-gebu.
Ya, saya juga bisa memberikan pernyataan tudingan tanpa bukti semacam itu, semua orang juga bisa. Contohnya saja, maaf, “etnis Arab sedang membawa bangsa ini pada kehancuran, dengan tujuan memecah belah bangsa seperti yang terjadi di Timur Tengah”, sekali lagi ini contoh ya. Lanjut, Abdullah Maher sampai pada pernyataan pamungkasnya yang akhirnya jadi berita.
“Hanya satu, solusinya adalah revolusi, jatuhkan Jokowi karena sumber malapetaka. Allahu Akbar,” serunya diikuti takbir oleh massa. Hanya ada satu kata untuk aksi ini, yakni makar. Atau dalam bahasa jubirnya Presiden Jokowi adalah inkonstitusional.
Kalau melihat bagaimana gerombolan demo beraksi sih, wow, kayak tidak ada yang mereka takuti. Teriakan para orator disambut dengan teriakan takbir. Tuhan pun ditarik-tarik dan dipaksakan buat berdemo. Mereka lupa kali kalau Allah itu Maha Tahu.
Apa yang mereka ingat ya? Berasa jadi “tangan Tuhan” gitu? Seenak perutnya bisa mengganti pemerintahan yang sah? Ternyata, kesangaran di saat demo itu, dan bahkan spanduk yang terpasang, hanyalah topeng semata. Di dalam hatinya cemen juga ketika ditanya balik oleh para awak media.
Yang dikonfirmasi adalah juru bicara PA 212, Haikal Hassan, yang cukup populer di media sosial. Lucunya, Haikal Hassan ini jadi gelagepan dan ketahuan ciut sama Jokowi. Dilansir detik.com, Haikal Hassan mengatakan tidak ada agenda massa 212 untuk menumbangkan Jokowi dari jabatanya.
“Itu hanya pendapat pribadi yang bersangkutan, bukan maksud dari aksi 212 untuk menjatuhkan Presiden yang sah, mohon catat itu tidak ada sedikit pun di agenda 212, tidak ada agenda GNPF (Gerakan Nasional Pengawal Fatwa), tidak ada agenda kami, kami warga negara Indonesia yang baik, sehat, dan taat kami hanya mengkritik jalanya pemerintahan itu sah-sah saja,” ujar Haikal.
Kata Haikal, mereka justru mendukung Jokowi menumpas habis praktik-praktik korupsi di Indonesia. “Kalau Presiden Pak Jokowi ini sebagai pemimpin tertinggi di negara ini, tidak sanggup memberantas korupsi, kita bantu, kita bantu dengan mengecam lembaga-lembaga yang terindikasi melakukan tindakan korupsi, kita kecam, kita turun, saya peringatkan untuk tidak melakukan hal itu karena mencederai pembangunan kita, boleh jadi aksi yang kami lakukan menguatkan Presiden,” ungkap Haikal.
“Terdapat (pendapat) 1-2 orang jangan menjadi generalisir bahwa ini merupakan maksud aksi, tidak, tidak ada maksud aksi untuk menjatuhkan presiden, itu adalah sebuah narasi, sebuah wacana yang sesat, dan menyesatkan,” tuturnya.
Pernyataan Haikal Hassan ini juga dibenarkan oleh Ketua Umum PA 212 Slamet Maarif, yang menyebut bahwa soal menjatuhkan Jokowi itu adalah pernyataan pribadi si orator.
Lho? Kok berubah semua? Jelas-jelas di spanduk ada tulisan “Ayo Tumbangkan Rezim Korup”.
(Detik.com)
Maksudnya rezim itu ya pemerintahan yang ada sekarang kan? Masak pemerintahan di era SBY? Yang mereka tuduh korup siapa? Juga pemerintah sekarang kan? Para orator juga sudah menegaskan kok. Selain Maher, ada pula orator lain yang menuduh Ahok melakukan tindak pidana korupsi dan dilindungi pimpiman KPK sebelumnya. Sehingga dia pun meminta agar Ahok mundur dari Pertamina. Yang menunjuk Ahok jadi Komut Pertamina kan Presiden Jokowi juga. Sama saja kan dengan menuding Jokowi kongkalikong sama Ahok?
Pas melakukan orasi sih kelihatan sangar. Tapi sama panitia demo malah dilempar ke urusan pribadi. Karena panitianya katanya malah mendukung Jokowi. Hehehe…. kok ciut? Apa karena peserta demo yang hanya jadi 2 ribuan orang saja? Sehingga mereka akhirnya takut sendiri, karena sulit jadi playing victim kalau peserta demonya hanya segelintir.
Demo kemarin pun akhirnya hanya jadi cerita koplak dan kocak, dan cepat terlupakan, kecuali ada yang mempolisikan soal mau menjatuhkan Jokowi. Nah, siap-siap saja! Sekian dulu dari kura-kura!
Penulis : NinaNoor Sumber : Seword