“Pemfaktoran pasar atas pemangkasan suku bunga ini agak repot,” tutur Wakil Gubernur The Fed Vice Richard Clarida kepada CNBC International, menegaskan bahwa dia lebih cenderung memperhatikan proyeksi ekonom atas Fed Fund Rate dan bukannya ekspektasi pasar.
Clarida menambahkan bahwa mayoritas ekonom tidak menanti adanya pemangkasan suku bunga acuan dalam waktu dekat. “Jika anda bertanya pada orang-orang saya tak yakin mereka memfaktorkan pemangkasan suku bunga meski arah harga pasar condong ke sana,” ujarnya.
Piranti FedWatch milik grup CME menunjukkan bahwa para investor telah memfaktorkan setidaknya satu kali pemangkasan Fed Fund Rate tahun ini. Ekspektasi suku bunga rendah muncul setelah investor cemas melihat ancaman virus corona terhadap ekonomi global.
Komisi Kesehatan Nasional China melaporkan jumlah korban meninggal mencapai 2.118 orang dan jumlah yang terinfeksi sebanyak 74.576 orang. Korea Selatan melaporkan bahwa ada tambahan penderita corona baru sebanyak 82 orang, naik dua kali lipat dari semula.
“Virus corona mengingatkan kita akan kecilnya dunia ini,” tutur Presiden Yardeni Research Ed Yardeni, sebagaimana dikutip CNBC International. “Meski infeksi berhasil dikendalikan di China, konsekuensi bisnisnya dirasakan seluruh dunia.”
S&P Global Ratings dalam laporan yang dirilis pada Kamis menyebutkan bahwa perbankan China menanggung kredit dalam status meragukan senilai US$ 1,1 triliun akibat wabah corona. Di sisi lain, Goldman Sachs mengingatkan bahwa “risiko koreksi terhitung tinggi.”
Untuk menekan efek tersebut, bank sentral China memangkas suku bunga acuan kredit overnight sebesar 10 basis poin. Di AS, The Federal Reserve pada rapat Januari menyebutkan bahwa bank sentral Negeri Sam itu memantau efek corona terhadap ekonomi AS.
Saham Pfizer menjadi pemberat utama bursa AS dengan anjlok 1,3%. Indeks saham sektor kesehatan tertekan 0,4% sehingga menyeret indeks S&P 500 ke zona merah. Saham Morgan Stanley anjlok 4,7% setelah mengumumkan rencana membeli e-Trade senilai US$ 13 miliar.
Angka klaim pengangguran AS tercatat sejalan dengan ekspektasi yakni mencapai 210.000. Indeks bisnis Philadelphia naik menjadi 36,7 pada Februari, dari sebelumnya di angka 17 pada Januari.
Sumber : CNBC