ESENSINEWS.com, Padang – Seorang PSK berinisial NN sudah sepekan berada di sel tahanan Polda Sumbar. NN dibawa penyidik Polda Sumbar setelah digerebek di sebuah hotel berbintang di Kota Padang.
Perempuan berusia 26 tahun itu tertangkap di kamar 606. Namun yang menjadi pertanyaan siapa laki-laki yang bersamanya didalam kamar tersebut?. Sedangkan mucikari berinisial AS (24) diamankan di lantai 1 di hotel itu saat penggerebekan berlangsung.
Kabid Humas Polda Sumbar Kombes Pol Stefanus Satake Bayu Setianto mengatakan, penggerebekan dengan mengamankan satu mucikari dan satu PSK itu dilakukan berkat informasi anggota DPR RI Andre Rosiade.
Menurutnya, Anggota DPR itu ingin membuktikan bahwa di Kota Padang banyak terjadi prostitusi daring.
“Andre juga ingin Pemerintah Kota Padang dan DPRD Sumbar tidak membiarkan polisi bekerja sendiri, melainkan harus kerja sama,” katanya, Selasa (4/2/2020).
Ketua DPD Gerindra Sumbar itu ingin memberantas maksiat yang ada di Sumbar. Andre memancing dan memesan PSK melalui aplikasi MiChat menggunakan akun temannya. Di dalam aplikasi itu, ia melakukan negosiasi dan disepakati dengan harga Rp 800.000 di salah satu hotel di Kota Padang.
Informasi beredar, pria yang memesan NN di kamar 606 adalah orang suruhan Andre Rosiade. Pria tersebut diduga dibayar Andre untuk menjebak NN, dengan tujuan membuktikan prostitusi daring nyata di Kota Padang.
Dukitip dari Covesia.com, seorang wartawan mencoba menemui PSK di di Mapolda Sumbar untuk mengonfirmasi informasi yang beredar. Berkat bantuan Kombes Stefanus wawancara bisa berjalan pada Senin (3/2/2020) siang.
Kepada wartawan, NN mengungkapkan kronologi penggerebekan yang dilakukan polisi. Sambil meneteskan air mata NN mengaku digerebek setelah di pakai oleh pria yang merupakan kliennya.
Dari keterangan pers dari Stefanus, Andre Rosiade memancing dan memesan PSK dengan masuk aplikasi MiChat melalui akun temannya bernama Rio.
NN mengaku, tidak mengenal siapa pelangganya itu. Iya juga tidak pernah menanyakan kepada AS (mucikari). Dia hanya mengatakan urusan saya melayani dan menerima bayaran.
Saat itu, NN diantar AS hingga depan pintu kamar 606 sekitar pukul 14.00 WIB. Saat NN masuk seorang pria sudah menunggunya.
“Dia pertama kali tanya soal harga. Lalu aku bilang tadi bukannya sudah deal di chat?. Ya berapa? Aku bilang delapan ratus ribu kan! Terus dia minta lima ratus ribu, tiga ratus ribu lagi ditransfer. Kebetulan aku puna e-bangking kata dia. Oh ya sudah boleh, aku bilang kan sama.”
Kemudian kata NN, pria itu mengaku e-bangking-nya error. Terus menawarkan bagaimana nanti kalau sudah main, sisanya dia ke bawah, aku pegang handphone-nya. Aku jawab tidak bisa. Kalau mau, abang turun saja dulu. Ambil uangnnya. Lalu dia bilang gimana kalau Rp 750 ribu, ini aku ada nih, ini uang jajanku enggak ada lagi ni. Dia akhirnya mengeluarkan uang tersebut yang kemarin menjadi barang bukti.
Setelah harga disepakati, NN dan pria itu melakukan hubungan badan di kamar mandi hotel kamar 606 itu.
Beberapa saat setelah itu, NN mendengar bel pintu berbunyi. NN sempat bertanya kepada pria itu tentang siapa orang yang telah memencet bel pintu.
Dia jawab “yang memencet bel mungkin petugas kebersihan kamar hotel.”
Padahal kata NN, kamar yang digunakan masih rapi. Pria itu lalu keluar dari kamar mandi dan mengambil bajunya yang dilepaskan sebelumnya.
“Saya panik, dan ngikutin dia dari belakang. Dia membuka pintu, aku di belakang dia. Aku nyari handuk tidak ada di situ. Biasanya semua hotel, handuk ada. Kalau ini enggak ada. Ini kok kayak direncanain gitu. Maksudnya, kelau memang mau menggerebek aku. Begitu ketuk pintu, wartawan ada, aku juga kan enggak bisa lari. Aku juga enggak bisa bohong. Bukti ada, aku enggak bisa bohong,” tutur NN.
NN merasa aneh dan tidak terima dengan penggerbekan ini. Kata NN mengapa dirinya dipakai dahulu baru digerebek.
“Mengapa harus pakai adu dulu,” kata NN dengan nada kesal.
Setelah pria yang memakainya itu membuka pintu, NN mengaku tidak tahu lagi pria itu pergi alias hilang tanpa jejak.
Soalnya, banyak orang yang masuk lewat pintu itu. NN awalnya terjepit di belakng pintu. NN kemudian lari ke kamar mandi karena melihat orang membawa kamera sedangkan dirinya dalam keadaan bugil.
“Aku bilang, aku tidak mau keluar jika tidak ada yang ngambil baju,” tuturnya.
Untungnya, kata NN ada seorang wanita yang yang membantunya mengambilkan pakaian yang tergeletak di salah satu pojok sudut kasur. Setelah memasang pakaian, NN baru keluar.
“Kejadian penggerebekan itu terjadi sekitar 14.30 WIB,” ujarnya.
NN mengaku sama sekali tidak mengenal pria yang bersamanya. Dia mengaku baru waktu itu saja bertemu dengan pria tersebut. Dia juga tidak tahu yang memesannya kepada AS itu atas nama Rio adalah Andre Rosiade. Dia bahkan tidak tahu Andre Rosiade itu siapa.
Berdasarkan struk reservasi yang diperoleh Covesia, Andre Rosiade mem-booking hotel tersebut pada 26 Januari 2020 dengan waktu check-in pukul 14.00 WIB. Sementara waktu check out pukul 12.00 WIB pada tanggal 27 Januari 2020.
Andre Rosiade memesan hotel itu dengan menggunakan KTP atas nama Bimo Nurahman, pria kelahiran Jakarta, 21 Juni 1994, belakangan diketahui pria itu merupakan ajudan Andre.
Kemudian, Covesia.com menemukan foto profil Bimo Nurahman di akun LinkedIn dan memperlihatkan foto wajah Bimo kepada NN melalui layar android. Namun NN mengatakan bukan wajah itu yang bersama di kamar hotel.
“Orang yang bersama saya umurnya mungkin sekitar 40-an,” terang NN.
Kepada wartawan, NN sangat berharap dia bisa dibebaskan. Untuk saat ini, anaknya sedang dititipkan kepada tetangganya.
Saat NN minta dia dibebaskan, Kabid Humas Polda Sumbar Stefanus yang duduk di sebelah saat wawancara tersebut mengungkapkan “Jalani dulu prosesnya.”
Sementara itu, saat dihubungi via telepon, Andre Rosiade menjelaskan prostitusi online memang nyata di Kota Padang.
“Tujuan penggerebekan itu untuk membongkar praktik prostitusi online. Agar seluruh pihak, pemerintah provinsi, pemerintah kota, masyarakat, menyadari bahwa di tengah kita ada prostitusi online. Jangan menutup mata. Ini harus kita sikapi,” ujarnya kepada Covesia.com.
Dia berharap semua pihak agar bisa memperbaiki diri untuk memberantas maksiat ini.
Saat ditanyakan apakah pria yang bersama NN di dalam Ruang 606 Hotel (Kyriad) Bumi Minang adalah orang bayarannya sendiri, Andre menjawab, “Itu domain pihak kepolisian. Silakan tanya ke pihak kepolisian. Bukan urusan saya.”