Sungguh Malang Dua Bocah Asal Rote Ini Ditinggalkan Orang Tuanya

ESENSINEWS.com - Senin/03/02/2020
Sungguh Malang Dua Bocah Asal Rote Ini Ditinggalkan Orang Tuanya
 - ()
ESENSINEWS.com, Rote – Sungguh pilu nasib yang dialami dua bocah kakak beradik, Yunita Adu (11) dan Fernandus T. Adu (13), siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Oelasin, Desa Oelasin, Kecamatan Rote Barat Daya, Kabupaten Rote Ndao, Provinsi NTT. Akibat himpitan ekonomi yang mendera, kedua siswa ini terpaksa meninggalkan bangku sekolah.
Demikian disampaikan Jeremi Mandalla, Ketua Komunitas Safari Peduli Kasih Rote, yang dikonfirmasi media ini melalui sambungan telepon seluler, Sabtu (01/2/2020) malam.
Dikatakan Jeremi Mandalla, kedua siswa tersebut saat ini tinggal sendirian di sebuah rumah atau lebih tepatnya gubuk reyot yang beratapkan daun lontar milik mereka. Sementara orang tua mereka tidak ada bersama dengan mereka. Kedua orang tuanya telah lama berpisah dan pergi meninggalkan mereka.
“Dari cerita kedua anak tersebut, katanya kedua orang tua mereka sudah lama berpisah. Mamanya sudah lama meninggalkan mereka, sedangkan bapaknya sudah beberapa tahun ini berada di Kupang,” ungkap Jeremi mengisahkan apa yang diceritakan oleh kedua anak tersebut.
Dijelaskan Jeremi Mandalla, untuk bertahan hidup, Yunita Adu mengaku, dirinya bersama sang kakak terpaksa harus membantu melaksanakan pekerjaan di rumah-rumah tetangga sekitar sehingga mendapatkan sedikit uang untuk membeli beras.
Ketika ditanya mengapa sudah seminggu lebih keduanya tidak ke sekolah, Yunita mengaku sang kakak tidak ke sekolah karena pakaian seragam miliknya sobek. Sedangkan sang adik tidak bisa ke sekolah karena selama ini mereka tidak punya sabun mandi sehingga dirinya tidak bisa mandi untuk ke sekolah.
WhatsApp Image 2020-02-02 at 18.28.11.jpeg
Tampak belakang gubuk reot yang ditempati dua kakak beradik di Desa Oelasin, Kabupaten Rote Ndao. Foto: istimewa.
Lanjut Jeremi, kondisi kedua anak tersebut memang sangat memprihatinkan. Hidup layaknya anak yatim piatu tanpa kedua orang tua. Tinggal di rumah layaknya gubuk yang sebenarnya sangat tidak layak untuk dijadikan tempat tinggal.
“Mereka bahkan tidak bisa belajar dengan baik karena tidak ada penerangan di rumah itu. Saat malam tiba, mereka hanya bermodalkan sebuah senter untuk menerangi tidur mereka,” jelas Jeremi.
Jeremi mengaku, Komunitas yang dinakhodainya menaruh perhatian serius terhadap kondisi ekonomi yang dialami kedua anak tersebut. Untuk itu, hari ini, Minggu (02/02), seluruh anggota komunitas akan menggelar rapat bersama guna memutuskan apa yang bisa dilakukan oleh komunitas Safari Peduli Kasih Rote dalam meringankan beban yang dipikul oleh kedua anak tersebut.
“Bagi kami prinsipnya kedua anak tersebut harus kembali bersekolah dengan baik. Utuk itu, yang paling utama tentu kita harus bantu sarana pendukung bagi mereka untuk dapat kembali melaksanakan proses belajar di sekolah dengan baik. Apalagi yang kakak itu saat ini sudah kelas VI ,” ungkap Jeremi.
WhatsApp Image 2020-02-02 at 08.46.16.jpeg
Gubuk reot yang ditempati dua bocah kakak beradik di Desa Oelasin, Kecamatan Rote Barat Daya, Kabupaten Rote Ndao. Foto: Istimewa.
Sementara itu, Jekson Manuain, Guru wali kelas VI SDN Oelasin yang dikonfirmasi melalui telepon seluler mengaku, kondisi kedua anak tersebut diketahuinya berawal dari absennya Fernandus T. Adu, selama seminggu lebih.
“Karena yang bersangkutan tidak pernah masuk sekolah selama seminggu lebih, akhirnya saya berinisiatif untuk pergi mencari tahu apa yang menjadi penyebab siswa tersebut tidak masuk sekolah. Ternyata ketika saya sampai ke rumahnya memang sungguh memprihatinkan kehidupan dua siswa tersebut,” jelas Jekson Manuain.
WhatsApp Image 2020-02-02 at 18.19.00 (1).jpeg
Tampak dalam gubuk reot yang ditempati dua kakak beradik, Ferandus T. Adu (13) dan sang adik, Yunita Adu (11). Foto: istimewa.
Lanjut Jekson Manuain, Fernandus sebagai kakak juga harus berperan sebagai ayah bagi adiknya untuk mencari nafkah demi memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Tidak hanya itu, Fernandus juga harus menjadi ibu bagi adik perempuan semata wayang itu.
Jekson Manuain menuturkan, tidak hanya kebutuhan makan minum sehari-hari. Kondisi rumah milik mereka juga sangat memprihatinkan. Mereka tinggal di rumah selayaknya gubuk, yang hanya berlantai tanah, dengan dinding yang terbuat dari bebak (kayu penutup dinding dari pelepah lontar) yang sudah lapuk. Atap gubuk dari daun lontar. Gubuk reyot ini juga tidak memiliki penerangan listrik.
WhatsApp Image 2020-02-02 at 18.19.00 (2).jpeg
Kamar mandi yang dimiliki dua kakak beradik yang tinggal sendirian di gubuk reot. Foto: istimewa.
Lanjut Jekson Manuain, sebagai wali kelas dirinya sudah memberikan dorongan agar kedua siswa tersebut tetap melanjutkan pendidikan di SDN Oelasin.
Dirinya juga berjanji kepada Fernandus untuk menggantikan pakaian seragamnya yang sobek dengan yang baru. Selaku guru kelas, dirinya mengusahakan mulai Senin (3/1/2020), kedua anak tersebut sudah bisa kembali mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas dengan baik.
Sumber : Kùmparan.com

Warning: Undefined variable $post in /home/esensinews.com/public_html/wp-content/themes/kompasX/functions.php on line 101

Warning: Attempt to read property "ID" on null in /home/esensinews.com/public_html/wp-content/themes/kompasX/functions.php on line 101

Tinggalkan Komentar

Kolom

Mungkin Anda melewatkan ini

Timses Sikapi Desakan Ma’ruf Amin Mundur dari Rais Aam PBNU

Timses Sikapi Desakan Ma’ruf Amin Mundur dari Rais Aam PBNU

Calon Kuat Pendamping Prabowo di Internal Partai Tersisa 3 Orang

Calon Kuat Pendamping Prabowo di Internal Partai Tersisa 3 Orang

Perlukah Indonesia Belajar ke Swedia, Tangani Sampah Plastik?

Perlukah Indonesia Belajar ke Swedia, Tangani Sampah Plastik?

Masa Kritis Wiranto Sudah Lewat

Masa Kritis Wiranto Sudah Lewat

Luar Biasa! Lifter Muda Rizky Juniansyah Sabet 3 Medali Emas di Kejuaraan Dunia

Luar Biasa! Lifter Muda Rizky Juniansyah Sabet 3 Medali Emas di Kejuaraan Dunia

Tag

Baca Informasi Berita Aktual Dari Sumber terpercaya