ESENSINEWS.com – Bermula pemberitaan tentang BPJS Ketenagakerjaan atau yang sekarang berganti nama menjadi BPJamsostek di media online mainstream www.kumparan.com, yang berjudul “Karut-Marut Investasi BP Jamsostek” pada tanggal 30 Januari 2020.
Pemberitaan itu salah satunya mengungkap Temuan dan Rekomendasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK-RI) bahwa adanya potensi kerugian akibat investasi BPJamsostek.
Setidaknya BPK menemukan 14 temuan 19 permasalahan. Selanjutnya temuan dapat di akses langsung di https://www.bpk.go.id/ihps, kemudian lihat halaman 293 dan 314-319 dalam dokumen.
Selain BPK RI, Komisi Pemberatansan Korupsi (KPK-RI) juga telah menemukan dan sedang mengkaji persoalan Investasi BPJamsostek.
Pemberitaan yang disiarkan kumparan.com itu setidaknya ada beberapa narasumber, pertama Deputi Bidang Pencegahan KPK, Pahala Nainggolan, yang menjelaskan secara mendasar terkait investasi BPJamsostek, dan sekarang dalam proses kajian secara mendalam. Kedua, Direktur Utama BPJamsostek Agus Susanto yang hanya berapa petikan saja.
Selanjutnya narasumber ketiga, Deputi Direktur Bidang Hubungan Masyarakat dan Antar Lembaga BPJamsostek, Utoh Banja, yang menjelaskan terkait pertanyaan-pertanyaan penulis (kumparan.com) mengenai investasi yang diutarakan oleh Pahala Nainggolan (Deputi Bidang Pencegahan KPK).
Narasumber selanjutnya, Dewan Pengawas (Dewas) BPJamsostek, Poempida Hidayatullah, yang menjelaskan secara gamblang terkait temuan atau kajian Komisi Pemberantasan Korupsi. Ia mengamini berbagai temuan sementara KPK. Poempida juga menyatakan, bahwa dirinya juga menerima informasi serupa, diduga *BPJamsostek mengalami kerugian hingga mencapai Rp 15 Triliun.
Selain itu juga Poempida menambahkan, mengkritisi terkait pembangunan Plaza BP Jamsostek, sebab menurut dia harusnya dimaksimalkan terlebih dahulu gedung yang telah ada, yakni Menara Jamsostek. Bahkan lanjut Poempida, masih dalam pemberitaan kumparan.com itu, BPJamsostek juga meminjamkan dana Rp 50 Miliar kepada pihak swasta (perusahaan bidang kontruksi) untuk melakukan pembangunan Plaza BPJamsostek tersebut.
Sementara imbuh Poempida bahwa jelas hal itu telah melanggar hukum yang ada.
Dan, tak kalah pentingnya, seorang Poempida hanyalah manusia biasa, ia juga memiliki rasa takut, dengan mengatakan, bahwa ditempatnya menjadi pengawas (BPJamsostek) banyak mafianya, sehingga ia harus berhati-hati dengan kemampuan yang terbatas sekarang ini. Ia menyebut jangan sampai dirinya bernasib sama seperti Novel Baswedan (Penyidik KPK).
Namun sangat disayangkan pemberitaan atau informasi tersebut tidak bertahan sampai satu hari, saat dibuka link itu telah kosong. Pemberitaan tentang KARUT MARUT nya INVESTASI BPJamsostek yang sangat berarti informasinya bagi negara, pekerja dan pada umumnya masyarakat Indonesia.
*Entah apa penyebabnya?* Link berita di kumparan.com sudah tidak bisa lagi _dinikmati_ oleh pembaca setia kumparan.com.
Padahal untuk sekelas media online kumparan.com menjadi wajar jika masyarakat mempercayai informasinya, sebab kumparan.com salah satu media professional yang ada di tanah air.
Sebagai pilar keempat demokrasi apa yang dilakukan (fungsi kontrol) kumparan.com menyiarkan berita tentang pengungkapan fakta patut mendapatkan dukungan. Agar pemerintah pusat mengetahui Badan struktur negara di mana titik lemahnya, apa saja penyebabnya dugaan kerugiaan negara hingga triliunan rupiah?
Kendati demikian, jika Anda masih penasaran ingin mengetahui isi berita itu, dapat menginstal BaBe News di play strore, setelah terinstal lalu masuk ke BaBe News dan ketik nama judul tersebut di atas, atau langsung mengklik link ini…….
*Karut-marut Investasi BP Jamsostek*
http://share.babe.news/al/pwsxbdZjQ
Semoga link atau berita kumparan yang masuk di aplikasi Babe News tersebut ‘masih dapat dibaca oleh pembaca’, baik oleh Pekerja yang dananya ada di BP Jamsostek, negara, dan pada umumnya masyarakat Indonesia.
_Link yang diduga telah dihapus_
https://m.kumparan.com/Sabir%20Laluhu/karut-marut-investasi-bp-jamsostek-1sk5PvsVOgw
Kutipan-kutipan ini tidak bermasuk apa-apa, hanya sebagai pembaca Erat kumparan.com penasaran, kenapa berita itu hilang dari peredaran? Dan Ada apakah gerangan?
_Semoga saja informasi tentang *”Kebenaran tetap di jalan Kebenaran”*_
Oleh : Akhrom Saleh/Pembaca Erat Kumparan.com.
semoga diusut dengan tuntas