ESENSINEWS.com, Beijing – Starbucks telah menutup lebih dari setengah dari 4.300 gerainya di China. Hal tersebut dilakukan seiring dengan kian menyebarnya virus corona di Negeri Tirai Bambu tersebut.
“Diharapkan hal ini hanya berlaku sementara,” ujar Starbucks dalam keterangannya.
Sejak akhir pekan kemarin, perusahaan mulai menutup beberapa gerai dan menunda jasa pengiriman ke Wuhan yang merupakan pusat dari kemunculan wabah. Selain itu, Starbucks dalam skala luas mulai menutup gerai di kawasan Provinsi Hubei.
Presiden Internasional Starbucks John Culver mengatakan, dengan jumlah korban dan persebaran virus yang terus meningkat, Starbucks terus melakukan evaluasi dengan hampir melakukan penutupan gerai setiap hari.
Gerai-gerai yang masih buka, menurut dia, masih menawarkan jasa pengiriman namun dengan daftar menu yang terbatas, sesuai dengan rantai pasokan yang tersedia di setiap jam yang berbeda.
Berdasarkan data terakhir, otoritas China menyatakan total kematian akibat virus corona mencapai 106 orang, dengan 4,515 orang lain telah terkonfirmasi positif terinfeksi virus tersebut.
Pemerintah China pun telah melakukan pengetatan dan pembatasan perjalanan untuk mencegah persebaran virus secara lebih luas.
CEO Starbucks Kevin Johnson pun mengatakan akan terus terbuka dan transparan dalam menanggapi kasus tak biasa yang terjadi di China.
“Kami tetap optimistis dan berkomitmen untuk peluang jangka panjang di China,” tambahnya.
China merupakan salah satu pasar utama Starbucks, berada di posisi kedua setelah Amerika Serikat. Masih belum jelas bagaimana dampak penutupan terhadap bisnis dari Starbucks secara keseluruhan. Setidaknya, pendapatan Starbucks dari bisnis di China sebesar 10 persen dari bisnis global mereka.