Bedanya Pencitraan Sebagai Alat dan Tujuan

ESENSINEWS.com - Senin/20/01/2020
Bedanya Pencitraan Sebagai Alat dan Tujuan
 - ()

PERTEMUAN Sukarno & Jenderal Sudirman setelah Agresi Kedua Belanda, tahun ‘48, di Jogja, berlangsung dalam suasana tegang.

Waktu tiba di kediaman presiden, Sudirman hanya berdiri kaku dengan keris di pinggang & tangan memegang tongkat.

Demi untuk menghilangkan suasana tidak nyaman, Sukarno yang telah menunggu di beranda depan tiba-tiba merangkul tubuh Sudirman yang ringkih.

Seketika itu pula, saat sedang merangkul Sudirman, mata Sukarno menangkap sosok fotografer Frans Mendur yang sedang memegang kamera. Sukarno meminta Mendur mengabadikan momentum berangkulan tersebut hingga dua kali pemotretan.

Foto berangkulan ini ternyata diperlukan oleh Sukarno untuk mencitrakan “berangkulannya” antara sipil & militer, dan antara pihak pro diplomasi versus perang gerilya.

Seperti diketahui, saat agresi Kedua terjadi perbedaan pandangan antara Sukarno & Sudirman. Di satu sisi menginginkan penyelesaian dengan diplomasi, di lain pihak dengan senjata yaitu perang gerilya.

Sukarno menggunakan pencitraan sebagai alat. Yaitu alat untuk kepentingan bangsa. Bukan sekedar untuk memenangkan kekuasaan atau personal glory, seperti banyak dilakukan oleh para pangeran atau ratu pencitraan saat ini, mulai dari Ridwan Kamil, Sri Mulyani, Ganjar Pranowo, Tri Rismaharini, AHY, Ahok, dan para elit kekuasaan hari ini pada umumnya.

Donald Trump mencitrakan diri kontroversial dan vulgar. Tetapi baginya American First. Kepentingan Amerika adalah yang utama.

Di bawah Trump selama 20 tahun terakhir tingkat pengangguran berada di titik terendah. Pendapatan upah meningkat. Kelompok Blue Colour (biasanya simpatisan Partai Demokrat) bergeser mendukung Trump.

Industri Amerika menguat dan banyak hal dilakukannya untuk menekan Tiongkok agar perekonomian Amerika semakin baik.

Di Kanada terdapat Justin Trudeau. Perdana Menteri muda, charming, smart, and handsome, dan berasal dari keluarga elit lantaran bapaknya, Pierre Trudeau, juga pernah Perdana Menteri.

Pencitraannya yang simpatik adalah untuk menomorsatukan Kanada dan digunakan untuk kepentingan nasional.

Waktu pesawat Ukraina jatuh di tengah memanasnya konflik Amerika-Iran baru-baru ini, ia tidak serta-merta mengecam Iran, walaupun banyak warga Kanada jadi korban jatuhnya pesawat. Ia menyebut Amerika sebagai pembuat ketegangan.

Bagaimana dengan di sini? Di sini oligarki kekuasaan terus menerus sibuk membela para penguasa berkelas KW-3 yang naik ke tangga kekuasaan dengan menjadikan pencitraan sebagai tujuan.

Mereka pada dasarnya tidak peduli Indonesia bakal masuk ke dalam jurang kehancuran, lantaran memang tidak memiliki kapasitas untuk memimpin negara yang sedemikian luas, kaya, dan majemuk seperti ini.

Tidak memiliki kemampuan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang terjadi, karena secara esensi mereka adalah para Pangeran Pencitraan dan para Ratu Pencitraan belaka, yang tatkala berkuasa menjadi sangat pandir, khianat, dan suka mencuri.

Oleh : Arief Gunawan (Wartawan Senior)


Warning: Undefined variable $post in /home/esensinews.com/public_html/wp-content/themes/kompasX/functions.php on line 101

Warning: Attempt to read property "ID" on null in /home/esensinews.com/public_html/wp-content/themes/kompasX/functions.php on line 101

Tinggalkan Komentar

Kolom

Mungkin Anda melewatkan ini

Sisihkan Kandidat Lain, Buffon Dinobatkan sebagai Kiper Terbaik Sepanjang Masa

Sisihkan Kandidat Lain, Buffon Dinobatkan sebagai Kiper Terbaik Sepanjang Masa

Berikut Perayaan Natal Terunik di Dunia

Berikut Perayaan Natal Terunik di Dunia

Presiden Perancis Terpapar Covid-19

Presiden Perancis Terpapar Covid-19

Tugas Berat Menanti Erick Thohir sebagai Menteri BUMN

Tugas Berat Menanti Erick Thohir sebagai Menteri BUMN

CEP Diprediksi Bakal Terlempar Ketua DPD Golkar Sulut

CEP Diprediksi Bakal Terlempar Ketua DPD Golkar Sulut

Tag

Baca Informasi Berita Aktual Dari Sumber terpercaya