ESENSINEWS.com, JAKARTA – Berita menghebohkan terjadi di dunia Pendidikan kita. Dimana sikap intoleran diajarkan guru pramuka di Jogjakarta dengan membedakan antara kafir dan bukan kafir.
Menanggapi hal itu anggota Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Romo Benny Susetyo mengatakan mengajar nilai-nilai nasionalisme cinta tanah air diwujudkan dalam praktek hidup welas asih terhadap mereka berbeda keyakinan, etnis, suku.
Menurut rohaniawan tersebut, pendidikan memerdekan siswa dari kebencian , menyudutkan mereka keyakinan, etnis , suku.
“Tangung jawab pendidik adalah memberikan keteladan menghargai nilai nilai keragaman bukan mengajarkan nilai nilai eklusif dan kebencian. Pramuka didirikan menjadi patriot bangsa maka insan pramuka dipangil untuk menjadi patriot sejati,” tegasnya.
Peristiwa Jogya ini tandas Benny, menjadi peringatkan bagi kita semua agar anak tidak racuni dengan kepentingan sesaat merusak jati diri anak.
Lebih lanjut ujar dia, pendidikan harus nya memerdekan siswa mengali potensi diri dan merajut persaudaran tanpa membedakan etnis . Suku, agama.
Tepuk pramuka menurutnya, harus mengajar kan nilai nilai persaudaran, kecintaian tanah air, memilikijiwa solidaritas.
“Pendidikan nilai nilai pramuka dikembalikan jati diri nya menjadi patriot bangsa,” tutup dia.