ESENSINEWS.com – Seorang jenderal senior Cina dilaporkan bunuh diri setelah diselidiki dalam dugaan kasus korupsi.
Jenderal Zhang Yang, anggota Komite Sentral Militer Cina, diselidiki dalam hubungannya dengan dua pewira tinggi militer yang sudah dikeluarkan dari partai karena terkait kasus korupsi.
Dalam Kongres Partai Komunis Cina pada Bulan Oktober, Presiden Xi Jinping bertekad akan meningkatkan upaya pemberantasan korupsi, yang sudah menyeret 1,5 juta pejabat partai -termasuk perwira tinggi militer- sejak diluncurkan 2012 lalu.
Kantor berita resmi Xinhua melaporkan Jenderal Zhang, yang berusia 66 tahun, ditemukan tewas akibat gantung diri di rumahnya pada 23 November.
Perwira yang menjabat ketua departemen politik di Komite Militer Sentral itu disebut ‘melanggar protokol kedisiplinan partai dan melanggar undang-undang, diduga memberi dan menerima suap, serta memiliki aset yang sumbernya tidak jelas’.
Sebuah pernyataan dari akun media sosial milik Harian Tentara Pembebasan Rakyat Cina menyebut Zhang ‘lari dari tanggung jawab’ dengan bunuh diri.
“Jenderal yang pernah tinggi dan perkasa itu mengakhiri hidupnya dengan cara memalukan,” tulis koran resmi militer itu dan menyebut pria tersebut sebagai ‘orang dengan dua wajah yang berteriak kesetiaan dari mulutnya dan melakukan korupsi di belakang’.
Zhang dilaporkan akan diselidiki terkait dengan dua perwira tinggi militer, Guo Boxiong dan Xu Caihou, yang sudah dipecat oleh partai terkait kasus korupsi.
Guo, wakil ketua Komite Sentral Militer, merupakan perwira militer tertinggi pertama yang dinyatakan korupsi dalam waktu 50 tahun belakangan.
Sementara Xu, yang juga menjabat wakil ketua komite, meninggal karena kanker pada tahun 2015 ketika sedang dalam penyelidikan kasus korupsi.
Para pengkritik Presiden Xi menuduh upaya pemberantasan korupsi yang disebut tanpa pandang bulu pada ‘tingkat harimau’ dan ‘tingkat nyamuk’ itu hanya merupakan kedok untuk menyingkirkan musuh-musuh politiknya.
Dan Xi dianggap sejumlah pihak perlu menguatkan cengkeramannya atas militer Cina -dengan kekuatan dua juta personel, yang terbesar di dunia- lewat perombakan kepemimpinannya.
Awal November, militer diminta untuk menyatakan kesetiaan absolut, kejujuran, dan kepercayaan kepada Presiden Xi lewat ‘arahan baru’ yang dikeluarkan Komite Militer Sentral.
Sumber : BBC Indonesia