ESENSINEWS.com – Masalah kebudayaan dan politik serta pembangunan merupakan concern budayawan WS Rendra maupun Rizal Ramli, teknokrat senior dan tokoh nasional. Mengenang Rendra, Rizal Ramli pun mengakui, tidak terasa sudah satu dekade, sastrawan, penyair, seniman dan budayawan kebanggaan Indonesia WS Rendra berpulang kembali ke Sang Khalik, Yang Maha Kuasa.
Bagaimana rakyat bisa merdeka
bila polisi menjadi abdi pemerintah
yang melindungi hak warga negara?
Bagaimana rakyat bisa disebut merdeka
bila birokrasi negara
tidak mengabdi kepada rakyat,
melainkan mengabdi
kepada pemerintah yang berkuasa?
Sajak-sajak ini salah potongan puisi karya WS Rendra yang berjudul Kesaksian Akhir Abad. Karya ini terpampang di salah satu dinding Gedung Pusat Perfilman Usmar Ismail, Jakarta, Rabu (6/11/2019).
Sungguh, tidak terasa tepat satu dekade, sastrawan, penyair, seniman dan budayawan kebanggaan Indonesia WS Rendra berpulang ke pangkuan ilahi.
Penyair yang memiliki nama lengkap Willibrordus Surendra Broto Rendra meninggal 6 Agustus 2009, pada usia 73 tahun.
Meski sosoknya telah tiada, namun karyanya tetap abadi dihati para penggemarnya.
“Rindu Rendra Megatruth,” digagas komunitas Burung Merak Rendra demi melepas kerinduan kepada sosok, yang mereka sebut penjaga moral bangsa ini.
“Kerinduan itu yang pertama yang menjadi alasan. Tetapi kita bukan hanya terpaku pada rindu. Tetapi dari ini (acara) kami mengambil spiritnya. Kita kangen, kita mengambil dampak dari itu untuk kita menatap kedepan,” kata Ketua Panitia Penyelenggara Selendang Sulaiman kepada Harian Nasional di Jakarta, Rabu (6/11/2019).
Karenanya, peringatan satu dekade WS Rendra meninggal, diharapkan sebagai refleksi untuk menatap situasi negara saat ini lewat karya-karyanya.
“Apa yang disebut WS Rendra dalam karyanya, Kesaksian akhir abad, itu benar ada, kita bisa lihat melalui pemberitaan. Jadi sejak beliau meninggal tahun 2009, benar-benar merasa kehilangan sosok budayawan yang kita sebut penjaga moral,” ungkap Sulaiman.
Selain mengenang WS Rendra melalui puisinya, acara ini juga disemarakkan dengan berbagai rangkaian kegiatan, seperti pemutaran film-film terbaiknya, yakini Terminal Cinta dan Lari dari Blora.
Ada juga pameran foto WS Rendra yang merupakan koleksi pribadi keluarga dan dokumentasi dari Sinematex.
Kemudian ada juga lomba baca puisi WS Rendra dengan mengunggah ke Youtube, yang sudah diikuti 1000 lebih peserta.
Pada acara ini, juga diluncurkan buku berjudul, Rindu Rendra Megatruth, yang merupakan kumpulan puisi karya orang-orang terdekat WS Rendra, dan dari para penggemar.
Acara Rindu Rendra Megatruth, akan berlangsung selama dua hari, 6-7 November 2019 di Pusat Perfilman, Jakarta. Pada penutupannya akan diadakan pembacaan puisi karya WS Rendra dan diskusi publik bertajuk, Megatruh, yang akan diisi Rizal Ramli, Emha Ainun Nadjib serta Adhie M Mashardi.