ESENSINEWS.com – Kamis pekan lalu, masyarakat dikejutkan dengan penyerangan terhadap Menko Polhukam Wiranto oleh seorang pria berinsial SA (51).
SA ternyata adalah warga Kecamatan Medan Deli. SA diduga terpapar radikalisme sepulangnya dari Malaysia dan merantau ke Jawa.
Mengenai jaringan terorisme di Sumatera Utara (Sumut), Kapolda Sumut Irjen Agus Andrianto mengatakan, seluruh masyarakat harus tetap waspada karena siapa pun bisa menjadi korban.
Pelaku teror, menurutnya, membangun jaringan melalui media sosial.
“Mereka ada di sekitar kita. Mereka melakukan pembangunan jaringan melalui media sosial. Artinya bahwa seluruh warga masyarakat harus waspada,” ujar Agus di Lapangan Benteng, Medan, dikutip Kompas.com, Jumat (18/10/2019) pagi.
Agus juga mengimbau masyarakat yang memiliki informasi atau mengetahui adanya hal yang mencurigakan agar melaporkannya kepada koramil, polsek, atau bhabinsa terdekat.
“Sampaikan jika mengetahui informasi atau ada hal yang mencurigakan karena mereka ada di sekitar kita,” ujar Kapolda.
Sebelumnya diberitakan, Alex (39), rekan SA, mengaku terkejut dengan aksi nekat SA menusuk Wiranto.
Padahal, SA dikenal sebagai orang pintar dan lulus sebagai sarjana hukum meskipun pernah bersentuhan dengan narkotika saat frustrasi setelah berpisah dengan istri pertama.
Menurut Alex, sekitar tahun 1999, SA berangkat ke Malaysia. Sepengetahuannya, di Malaysia SA hanya jalan-jalan.
Dia juga tak tahu dengan siapa SA selama lima bulan di Malaysia. Sepulangnya dari Malaysia, penampilan SA berubah.
“Sepulangnya dia itulah, saya bilang ‘oh udah Islam dia’, bercanda aja. Maksudnya dia sudah pakai peci, ke mushala, ngisipengajian, ceramah, tapi kurang disukai sama warga. Akhirnya dia pun tarik diri,” kata Alex