ESENSINEWS.com – Langkah tegas Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo memecat sejumlah kepala sekolah negeri di wilayahnya patut diacungi jempol. Mereka dipecat karna terindikasi mendukung atau pro konsep negara khilafah yang bertentangan dengan Pancasila.
Selain itu Ia juga menegaskan masih terus menyisir ASN di Jateng yang terpapar radikalisme dan ideologi khilafah itu. Ia memberikan tawaran, asal mau bertobat dan kembali ke Pancasila maka statusnya sebagai ASN masih bisa diselamatkan. Namun jika masih pro khilafah tak ada ampun.
Penyebaran paham radikal dengan mengusung konsep negara khilafah memang dinilai sudah sangat mengkhawatirkan. Konsep ini bertujuan ingin mendirikan negara Islam dengan dipimpin oleh seorang kholifah. Kholifah akan menjadi raja dan pemimpin atas negara-negara yang berhasil disatukan olehnya.
Konsep khilafah jelas sangat bertentangan dengan sistem negara di Indonesia yang bedasarkan Pancasila dan menjunjung tinggi demokrasi serta Bhinneka Tunggal Ika. Bagi para penganut faham khilafah semua itu adalah produk manusia dan dianggap kafir.
Sistem khilafah yang dipaksakan telah dicoba didengungkan di Suriah dan Irak oleh ISIS dan telah menghancurkan negara tersebut dengan perang saudara berkepanjangan. Ada jutaan jiwa mengungsi karna perang yang sangat menghancurkan itu. Jutaan pula yang tewas korban perang pemberontak khilafah ISIS di Suriah dan Irak.
ilustrasi (NU Online)
Nampaknya pengusung ide khilafah telah banyak pula di Indonesia. Oleh karna itu sepakat sepenuhnya kepada negara ini yang telah membubarkan HTI sebagai salah satu ormas yang ingin khilafah itu.
Kini pemerintah sedang terus menyisir para penganut faham khilafah untuk diberikan pilihan, kembali ke Pancasila atau siap menanggung resiko.
Sebagaimana CNN Indonesia melaporkan, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengaku telah mengumpulkan jajaran kepala sekolah dan guru untuk menyortir mereka yang terindikasi terpapar paham radikalisme.
Seluruh jajaran tenaga pendidik di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah tersebut diteguhkan kembali pendiriannya terhadap Pancasila.
“Kita kumpulkan di Dinas Pendidikannya, lalu saya pun sampaikan tawaran,” kata Ganjar ditemui usai menyampaikan Seminar Nasional Terkait Pembangunan Sumber Daya Manusia di Gedung Lemhanas, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (20/9/2018) dilansir dari CNN Indonesia.
Ganjar mengaku telah memecat kurang lebih tujuh Kepala Sekolah di Jawa Tengah yang terindikasi menganut paham radikalisme.Akibatnya Ganjar menjadi sasaran perundungan di media sosial.
“Saya di-bully oleh kelompok sebelah. Ya (akun) anonim gitu,” kata Ganjar.
ilustrasi (Duta Islam)
Meski sempat dirundung, Ganjar mengaku tetap melanjutkan programnya terkait pencegahan paham radikalisme ini.
Dia pun telah menyampaikan secara langsung kepada seluruh Kepala Sekolah dan tenaga pendidik di Jateng, jika memang tak setuju dengan paham Pancasila dan menganut paham radikalisme hingga komunisme lebih baik keluar dari jabatan yang mereka emban. **