ESENSINEWS.com – Presiden ketiga RI, Bacharuddin Jusuf Habibie meninggal dunia. Pria kelahiran Parepare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936 itu meninggal akibat penyakit yang dideritanya.
Sebelum meninggal, keluarga dekat sudah berkumpul di RSPAD Gatot Soebroto, tempat Habibie dirawat. Informasi mengenai Habibie meninggal dunia disampaikan putra Habibie, Thareq Kemal.
Diketahui, Habibie telah menjalani perawatan intensif di rumah sakit sejak 1 September 2019.
Putra Presiden ke-3 RI Bacharudin Jusuf Habibie, Thareq Kemal Habibie, mengonfirmasi meninggalnya sang ayah. “Dengan sangat berat, mengucapkan, ayah saya Bacharudin Jusuf Habibie, Presiden ke-3 RI, meninggal dunia jam 18.05 WIB,” ujar Thareq di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Rabu (11/9/2019).
Thareq mengatakan, sang ayah meninggal dunia karena sudah berusia tua sehingga sejumlah organ dalam tubuhnya mengalami degenerasi. Salah satunya adalah jantung.
Tidak banyak yang mengetahui, Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) yang diperingati setiap 10 Agustus diambil dari peristiwa bersejarah: penerbangan perdana pesawat karya BJ Habibie N-250 Gatot Kaca pada tanggal 10 Agustus 1995 di Bandung.
Inilah yang kemudian menjadi tonggak sejarah kebangkitan teknologi Nasional. Pada tahun 2017 kembali diterbangkan jenis pesawat baru N-219. Tanggal 10 Agustus kemudian ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) berdasarkan Keppres Nomor 71 Tahun 1995.
Presiden RI ketiga B.J Habibie yang menjadi keynote speaker pada ajang Hakteknas 2018 lalu di Riau, Pekan Baru, menyampaikan perspektifnya berkenaan dengan strategi dan kebijakan pengembangan riset dan inovasi nasional ke depan.
Seperti dilansir dari laman Kemenristekdikti, mantan Presiden Habibie mengatakan riset dan inovasi yang dihasilkan perguruan tinggi dan lembaga litbang harus sesuai dengan kebutuhan industri.
Lebih jauh Habibie menerangkan bahwa kemampuan anak bangsa dalam penguasaan teknologi telah terkonfirmasi oleh keberhasilan penerbangan perdana pesawat N-250 Gatotkaca produksi di IPTN Bandung pada tanggal 10 Agustus 1995 dan dibuat anak bangsa.
Dalam kesempatan pembukaan, Harteknas B.J Habibie berpesan kepada pemuda untuk mengisi kemerdekaan Indonesia dengan kerja nyata yang inovatif.
“N-250 adalah hadiah saya untuk ulang tahun Indonesia yang ke-50 waktu itu. Anak muda Indonesia sekarang harus lebih hebat dari Habibie, karena segala fasilitas untuk berinovasi saat ini sangat lengkap,” tuturnya.
Pemuda juga diharapkan bekerja sama membangun bangsa. “Kita konsolidasi, lebih kerja sama, bekerja sebagai satu tim, dari Sabang sampai Merauke, Kita arahkan kepada kebutuhan rakyat itu akan berkembang jikalau Kita mengembangkan dasar-dasar pemikiran dari ekonomi pasar Pancasila,” pesan BJ Habibie kala itu.
Dalam kesempatan sebelumnya, saat meninjau fasilitas BPPT di kawasan Puspiptek (06/08/2018), menegaskan bahwa industri strategis dirgantara dipersiapkan untuk membawa Indonesia tinggal landas dari status negara berkembang.
“Saya sengaja membangun laboratorium uji ketahanan struktur, untuk mempercepat proses persiapan pembangunan infrastruktur. Kemudian, fasilitas terowong angin berkecepatan rendah yang hanya ada dua di Asia, untuk mendukung PT Dirgantara Indonesia dalam membangun industri pesawat komersial,” ujar Habibie.
“Indonesia itu merupakan negara kepulauan. Jadi, kita harus memiliki transportasi udara sendiri untuk menghubungkan pulau-pulau, baik itu sebagai transportasi penumpang ataupun kebutuhan logistik,” kenang Habibie.
“BBTA3 BPPT merupakan state of the art-nya kedirgantaraan Indonesia, jadi harus terus mengikuti perkembangan teknologi dunia,” ujar Pak Habibie saat meninjau pengujian terkait aerodinamika roket.
Di luar negeri, Habibie sudah memborong banyak penghargaan terkait teknik mesin dan pesawat.
Ia juga menerima bintang penghargaan “Das Grosse Verdenstkreuz Mit Stern und Schulterband” dan “Das Grosse Verdienstkreuz” dari Pemerintah Republik Federal Jerman. Penghargaan itu diberikan kepada orang yang sangat berjasa pada pemerintahan Jerman baik pada bidang politik, sosial maupun teknologi.
Selamat Jalan Bapak Habibie…
Sumber : Kompas.com