Oleh : Rudi S Kamri
Entah setan apa yang ada di otak Abdul Somad sehingga dia begitu mudah menghina dan menista keyakinan orang lain. Dan entah bagaimana dia menerjemahkan makna yang terkandung di dalam potongan Surat Al-Kafirun, “Lakum Dii Nukum Wa Liya Diin” – bagimu agamamu dan untukku agamaku, saat kotbahnya tanpa rem sering membuat ujaran yang menyakitkan hati pemeluk agama lain. Dari video yang banyak beredar, dengan gaya cengengesan kita saksikan Abdul Somad begitu jahat menghina akidah umat Kristiani tanpa empati. Sangat keterlaluan dan biadab.
Kalau kita jujur, harus diakui apa yang dilakukan oleh Abdul Somad adalah penistaan agama yang sesungguhnya. Dan berdasarkan rekam jejak elektronik, apa yang dilakukan Somad kali ini bukan yang pertama. Beberapa kali dia melakukan ujaran yang menghinakan akidah dan keyakinan agama lain.
Dan penghinaan yang dilakukan Somad terhadap akidah Kristiani kali ini sangat keterlaluan dan jauh memenuhi syarat penistaan agama dibandingkan dengan apa yang dilakukan oleh Ahok. Kalau Ahok yang hanya kepleset lidah, tapi Somad dengan sengaja di muka umum telah melakukan penghinaan terhadap akidah dan keyakinan umat Kristiani.
Dan saya sangat bisa mengerti dan sangat mendukung kalau ada beberapa elemen umat Kristiani yang melaporkan hal ini kepada aparat penegak hukum. Dan saya berharap aparat kepolisian secara profesional dan obyektif segera memproses laporan tersebut. Karena bagi saya Somad layak dan pantas untuk dihukum berat agar menjadi pembelajaran bagi dia pribadi dan pendakwah agama yang lain.
Saya tidak bisa membayangkan andai ujaran senada dengan nyinyiran Somad dilakukan oleh pemeluk agama non muslim yang menghina ajaran dan akidah Islam. Pasti akan menimbulkan gelombang demonstrasi berjilid- jilid bertajuk nomer togel. Dan dari kelakuan kurang patut yang dilakukan Somad, seharusnya umat Islam belajar dari saudara- saudara kita umat Non Muslim yang mampu menahan diri untuk tidak bereaksi berlebihan atas hinaan yang dilakukan Somad.
Sebagai umat muslim, saya malu dengan apa yang dilakukan oleh Somad. Seharusnya kita semua mampu menahan diri untuk tidak begitu mudah mengusik keyakinan dan akidah agama lain yang tidak kita imani. Semua agama yang diakui oleh negara berhak tumbuh dan berkembang tanpa perlakuan diskriminatif. Dalam konstitusi UUD 1945 jelas disebutkan bahwa negara menjamin kemerdekaan bagi semua warga negara Indonesia untuk menganut keyakinan agama masing-masing tanpa harus diusik dan diperhinakan.
Jadi apa yang dilakukan oleh Somad jelas melawan konstitusi negara. Ujaran penghinaan yang dilakukan Somad berpotensi memecah belah persatuan rakyat Indonesia. Negara harus hadir melindungi warganya dari hinaan oleh orang rasis seperti Somad. Tidak boleh ada pembiaran. Dan saya berharap aparat penegak hukum negara pro aktif melakukan tindakan tegas kepada tindakan penistaan agama seperti yang telah dilakukan oleh Somad secara terang benderang di muka umum. Kalau tidak, akan ada kesan diskriminasi bagi pemeluk agama lain yang bukan Islam.
Kepada umat Kristiani yang tercinta,
Saya pribadi mohon maaf atas apa yang dilakukan oleh Abdul Somad. Namun yakinlah apa yang dilakukan Somad bukan sikap yang sebenarnya dari mayoritas umat Islam di Indonesia. Semoga ajaran kasih yang Anda tekuni, bisa menjadi bekal untuk memaknai kejadian ini dengan hati yang dingin dan membuka pintu maaf yang sebesar-besarnya.
Salam kasih dan peluk sayang penuh maaf dari sesama warga negara Indonesia yang cinta keberagaman.