ESENSINEWS.com – Inspektur Jenderal Polisi Ike Edwin menulis makalah berjudul: “Beri Aku 100 Peti Mati” dalam uji makalah seleksi calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Mantan Kapolda Lampung itu menyebut 99 peti mati akan digunakan untuk para koruptor. Sedangkan satu peti mati disiapkan untuk dirinya sendiri jika menjadi pengkhianat negara dengan melakukan tindakan korupsi.
“Korupsi itu seperti tumor, ketika kita tekan di satu titik, maka titik yang lain akan muncul. Artinya ini adalah masalah yang serius dan harus kita lakukan pemberantasaan keseluruhan hingga ke akar,” kata mantan Kapolda Lampung itu.
Di sisi lain putra sulung Ike Edwin, Muhammad Kanjeng Gusti Sai Batin mengatakan biasanya ayahnya selalu pulang ke Lampung setiap satu pekan sekali. Namun untuk beberapa saat ini ayahnya tidak pulang lantaran tengah fokus mengikuti seleksi pemilihan capim KPK di Jakarta.
“Tapi gak apa-apa, kami senang karena ayah bekerja keras demi mengabdi untuk negara. Apa pun itu usaha ayah, selalu kami dukung dan berdoa yang terbaik untuk ayah,” kata Kanjeng, sapaan akrabnya, Jumat (2/8).
Diketahui, segudang prestasi pun telah didapatkan Staf Ahli Kapolri Bidang Sosial Politik itu. Saat menjabat sebagai kapolda Lampung dirinya berhasil berkali-kali mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (Muri). Antara lain rekor Muri berkantor di luar, rekor Muri persatuan umat beragama, rekor Muri Satgas Antinarkoba.
Tidak hanya itu, saat menjabat sebagai dirtipikor Mabes Polri, Panglima Perang Kerajaan Paksi Pak Skala Brak itu berhasil menyelesaikan kasus korupsi melebihi target, di mana saat itu dirinya menyelesaikan 540 kasus dari target 200 kasus.
Beri Aku 100 Peti Mati ” dalam uji makalah seleksi calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Mantan Kapolda Lampung itu menyebut 99 peti mati akan digunakan untuk para koruptor. Sedangkan satu peti mati disiapkan untuk dirinya sendiri jika menjadi pengkhianat negara dengan melakukan tindakan korupsi.
“Korupsi itu seperti tumor, ketika kita tekan di satu titik, maka titik yang lain akan muncul. Artinya ini adalah masalah yang serius dan harus kita lakukan pemberantasaan keseluruhan hingga ke akar,” kata mantan Kapolda Lampung itu.
Di sisi lain putra sulung Ike Edwin, Muhammad Kanjeng Gusti Sai Batin mengatakan biasanya ayahnya selalu pulang ke Lampung setiap satu pekan sekali. Namun untuk beberapa saat ini ayahnya tidak pulang lantaran tengah fokus mengikuti seleksi pemilihan capim KPK di Jakarta.
“Tapi gak apa-apa, kami senang karena ayah bekerja keras demi mengabdi untuk negara. Apa pun itu usaha ayah, selalu kami dukung dan berdoa yang terbaik untuk ayah,” kata Kanjeng, sapaan akrabnya, Jumat (2/8/2019).
Diketahui, segudang prestasi pun telah didapatkan Staf Ahli Kapolri Bidang Sosial Politik itu. Saat menjabat sebagai kapolda Lampung dirinya berhasil berkali-kali mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (Muri). Antara lain rekor Muri berkantor di luar, rekor Muri persatuan umat beragama, rekor Muri Satgas Antinarkoba.
Tidak hanya itu, saat menjabat sebagai dirtipikor Mabes Polri, Panglima Perang Kerajaan Paksi Pak Skala Brak itu berhasil menyelesaikan kasus korupsi melebihi target, di mana saat itu dirinya menyelesaikan 540 kasus dari target 200 kasus.
Sumber : Lampost