JAKARTA – Fenomena indikasi penyidik KPK Novel Baswedan diduga kuat sebagai kader Partai Gerindra berbuntut panjang. Gelombang massa terus membludak berdatangan melakukan aksi protes di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (8/4/2019).
Silih berganti kelompok massa menyambangi lembaga antirasuah itu. Salah satunya ratusan massa gabungan mengatasnamakan “Korps Santri Peduli Indonesia (KSPI)” yang dalam aksinya menyertakan stempel ‘Cap Darah’ dengan tujuan meminta KPK netral jangan bermain politik. ‘Cap Darah’ ini kemudian dipajang di samping bendera parpol, lalu di tancapkan persis depan halaman Gedung KPK.
“Saat ini sudah terindikasi ketidak netralan di dalam internal KPK. KPK tidak boleh terlibat politik praktis. Tapi nyatanya, ini malah bermanuver ini bahaya. Gawat potensi KPK tidak netral,” kata Koordinator KSPI Said Husein, saat aksi unjuk rasa di Gedung, KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (8/4/2019).
Husein menjelaskan kabar tak sedang Novel dituding sebagai kader terselubung Partai Gerindra, secara tersirat dibenarkan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Piuyono dengan mengatakan Novel adalah ‘Orang Kita’. Kemudian Jubir Badan Pemenangan Nasional Prabowo Sandi, Andre Rosiade juga menekankan, bila Prabowo menang di Pilpres 2019, maka Novel bakal dijadikan Jaksa Agung.
“Novel jangan bawa KPK ke arah politik. Kalau petinggi KPK diam saja dan tidak bertindak maka kemungkinan petingi-petinggi KPK jadi orang Gerindra. Ketika sudah di isi binaan politik lebih baik bubarkan KPK,” tandasnya.
Husein menambahkan, memasukan orang partai di dalam lingkaran KPK tanda upaya menggerus kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Pasalnya, secara otomatis KPK bekerja sesuai permintaan partai politik dan menghajar setiap pihak yang berlawanan.
“Ini adalah strategi untuk memecahkan masyarakat dengan negara. Ini sangat bahanya. Agus Raharjo harusnya bertindak mengambil kebijakan,” pungkasnya.