Esensinews.com – Sekretaris KDK MUI Pusat, Muhammad Naufal Dunggio mengatakan, saat ini pendukung kubu capres nomor urut 01 Jokowi-Maruf Amin panas mendengar doa dari Neno Warisman yang sangat menohok jantung mereka. Tidak heran mereka ‘menggoreng’ doa Neno Warisman tersebut.
“Doa itu adalah cuplikan dari doa Nabi waktu Perang Badar. Tidak ada yang salah dalam doa itu. Doa dalam bentuk puisi pun tidak dilarang. Bukankah Allah SWT berfirman dalam QS. 2;187 bahwa mintalah pada Allah apa saja nanti Allah kabulkan,” ujar Naufal dikutip dari Harian Terbit, Minggu (24/2/2019).
Naufal menuturkan, meminta atau berdoa kepada Allah SWT tidak dibatasi bentuknya. Bisa juga dalam bentuk puisi. Apalagi Al-Quran juga banyak berupa syair dan puisi. Kubu petahana senang sekali mempermasalahkan doa. Karena di kubu petahana bukan hanya ada tukang protes doa tapi ada juga tukang reparasi doa. Seperti yang Ketua PPP Romahurmuziy yang meminta Almukarram KH Maemoen Zubair untuk meralat doa penutup pada acara Sarang ber-Zikir bersama Joko Widodo.
“Ini namanya panik tingkat dewa mabuk. Gak ada lagi yang bisa menjadi alasan menyerang 02 maka memprotes puisi NW (Neno Warisman) dalam bentuk doa jadilah,” paparnya.
Terkait apakah Pilpres 2019 seperti suasana perang Badar, Naufal mengatakan, jika kubu petahana menabuh genderang perang total maka tidak salah jika umat Islam juga menabuh genderang perang badar. Jika mantan Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyatakan perang maka kubu 02 cukup emak Neno Warisman yang menabuh genderang perang badar.
“Baru emak-emak saja sudah membuat panik. Bagaimana kalau jendral di kubu 02 teriak dengan puisi itu menabuh genderang perang badar. Wah bakal mencret-mencret kubu 01,” paparnya.
Hal Biasa
Sementara itu, Ketua Media Center Persaudaraan Alumni (PA) Novel Bamukmin mengatakan, doa Neno Warisman di Munajat 212 bukan hal yang aneh. Karena terinspirasi dari perang Badar. Kondisi saat ini justru lebih parah dari perang Badar. Karena perang Badar jelas umat Islam perang dengan orang kafir.
Sementara itu Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Lena Maryana menilai doa Neno Warisman pada acara Munajat 212 terkesan memihak calon tertentu dan berpotensi memecah belah masyarakat.
“Saya sangat menyayangkan doa yang dibacakan Neno Warisman pada acara Munajat 212 dan saat ini viral di media sosial karena kontroversial,” kata Lena Maryana melalui pernyataan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu malam.
Menurut Lena, doa yang dibacakan Neno Warisman sarat nuansa politis dukungan pada capres-cawares 02, dan berpotensi membuat keretakan di masyarakat.
Terpisah, politikus PKB Lukman Edy menilai puisi doa Neno Warisman dalam acara Munajat 212 merupakan puncak kebohongan yang dilakukan kubu capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga.
“‘Doa sesat’ Neno Warisman adalah puncak dari kebohongan yang dibangun,” kata Lukman Edy dalam siaran pers di Jakarta, Sabtu.
Ketua PBNU Robikin Emhas mengingatkan Wakil Ketua Tim Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Neno Warisman untuk tidak mengandaikan pemilihan presiden sebagai perang.
“Pengandaikan pilpres sebagai perang adalah kekeliruan. Pilpres hanya kontestasi lima tahunan,” kata Robikin melalui pernyataan tertulis di Jakarta, Sabtu.
Bertobat
Ketua Umum DPP PPP, Romahurmuziy, berharap Neno Warisman bertobat setelah membacakan puisi kontroversial pada malam “Munajat 212” di Monas, Jakarta Pusat, Kamis malam (21/2).
“Saya berharap Mbak Neno bertobat karena merasa diri yang paling benar dan beragamalah dengan sejuk,” kata Rommy, seusai acara Halaqah Ulama dengan tema “Merawat Ukhuwah Islamiyah, melawan Hoax dan Fitnah” di Pondok Pesantren Sunan Pandanaran, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu