Esensinews.com – Ekonom ulung Rizal Ramli mengaku lebih senang disebut sebagai orang pergerakan, dibandingkan aktivis.
Karena, menurutnya orang pergerakan tidak hanya melakukan aksi demonstrasi. Namun, ada hal lainnya yang dilakukan melalui proses, sebelum mengkritisi sesuatu.
“Saya lebih senang dibilang orang pergerakan, bukan aktivis. Aktivis itu modalnya cuma demo doang, kalau orang pergerakan (itu) baca, refleksi dan otokritik,” ujar Rizal Ramli di Redaksi Tribunnews-Warta Kota, Kompleks KG Group, Jakarta Pusat, Rabu (6/2/2019) sore.
Ia pun menyebutkan contoh pahlawan nasional yang ia anggap sebagai orang pergerakan, yakni HOS Tjokroaminoto dan Presiden ke-1 RI Soekarno. Menurutnya, kedua tokoh itu bisa mengubah sesuatu, baik saat berada di dalam siatem maupun di luar sistem pemerintahan.
“Tokoh tokoh nasional Indonesia atau Soekarno, Cokroaminoto itu orang pergerakan, di dalam atau di luar sistem, mereka enggak masalah,” kata Rizal Ramli.
Dikenal sebagai seorang mantan pejabat yang memiliki sikap yang keras dan kritis, Rizal Ramli mengatakan bahwa sejak muda, tidak ada hal ‘aneh’ yang ia perlihatkan kepada publik.
Menurutnya, siapa pun yang mengenal pribadi dirinya secara dekat, tentunya tidak akan menyebutnya aneh atau ‘negatif’.
“Sebetulnya kalau yang kenal Rizal Ramli dari sejak muda, enggak aneh kok,” ucapnya.
Rizal Ramli kemudian secara tegas menampik dugaan sebagian pihak yang menduga pemecatan dirinya dari jabatan menteri lantaran sikap kritisnya. Ia menekankan bahwa dugaan tersebut salah besar.
“Ada yang bilang bahwa Rizal Ramli Ramli kritis makanya dipecat, itu salah besar,” tegas Rizal Ramli .
Sejak menjadi seorang mahasiswa, ia mengakui selalu membuat ‘heboh’. Dirinya juga merupakan salah satu mahasiswa yang dipercaya untuk memimpin pergerakan mahasiswa pada saat itu.
“Rizal Ramli sejak mahasiswa udah bikin heboh, saya salah satu pemimpin mahasiswa,” ucap dia.
Sumber: Tribunnews.com