Esensinews.com – Sejauh ini jumlah korban yang meninggal akibat tsunami di Selat Sunda mencapai 437 orang. Hal itu dikatakan, Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho.
“Sebanyak 426 jenazah sudah dimakamkan, sedangkan sembilan jenazah belum teridentifikasi,” ujarnya dalam jumpa pers di Graha BNPB, Senin (31/12/2018).
Sampai kini kata Sutopo, tim pencarian dan pertolongan gabungan masih terus melakukan pencarian karena belum semua korban ditemukan.
Selain korban meninggal, 16 orang juga dilaporkan masih hilang, sedangkan 14.059 orang lainnya mengalami luka-luka dan 33.721 orang mengungsi di berbagai tempat yang tersebar.
“Masih banyak korban luka di rumah sakit. Masih banyak juga pengungsi yang perlu bantuan. Pengiriman bantuan terkendala jalan yang berlumpur,” tutur dia.
Jumlah pengungsi sendiri menurut Sutopo, memang kerap mengalami naik turun. Saat siang hari jumlah pengungsi menurun karena masyarakat tetap bekerja atau pulang ke rumahnya, sementara saat malam kembali ke pengungsian.
Tsunami Selat Sunda terjadi akibat aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau pada Sabtu (22/12/2018).
Sementara itu, tsunami di Selat Sunda juga menyebabkan sejumlah kerusakan terhadap sejumlah sarana dan prasarana, yaitu 2.752 rumah, 92 penginapan dan warung, 510 perahu dan kapal dan beberapa fasilitas umum lainnya.
Seperti diketahui, lima kabupaten di dua provinsi terdampak tsunami tersebut, yaitu, Pandeglang dan Serang di Provinsi Banten serta Lampung Selatan, Pesawaran dan Tanggamus di Provinsi Lampung.
Editor : Akhrom