Esensinews.com – Pemerintah Kota Banda Aceh melarang perayaan tahun baru: mulai dari pesta kembang api, meniup terompet dan menikmati berbagai hiburan.
“Kalau ada hotel yang melakukan itu, ini kita Insyaallah akan kami cabut izin,” kata Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman, Senin (17/12/2018).
Alasannya karena “bertentangan dengan syariat Islam dan adat istiadat Aceh”.
Lalu bagaimana dengan perayaan tahun baru di negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam atau di negera yang memiliki agama resmi Islam?
Di beberapa tempat, seperti Arab Saudi, Tajikistan dan Somalia, perayaan tahun baru masehi dilarang.
Namun, di banyak negara dengan penduduk muslim lainnya, tahun baru dirayakan dengan meriah. Berikut lima di antaranya.
Uni Emirat Arab
Malam tahun baru di Uni Emirat Arab, adalah salah satu perayaan tahun baru paling spektakuler di Timur Tengah.
Di kota terbesarnya, Dubai, pesta kembang api megah akan digelar di Burj Khalifa, gedung tertinggi di dunia yang menjulang hingga sekitar 830 meter.
Pesta kembang api kali ini disebut pemerintah Dubai akan “lebih besar dan lebih berkilau” dibandingkan tahun lalu.
Ratusan ribu warga Uni Emirates Arab, jazirah Arab dan turis dunia diprediksi akan menyaksikan pesta yang dilengkapi atraksi air mancur ini.
Tidak hanya itu, ibukota Uni Emirat Arab, Abu Dhabi, juga berencana mencetak rekor kembang api terbesar berbentuk tulisan.
Kembang api selama 10 menit di kawasan Corniche ini akan gemercikan di ketinggian 40 meter dan membentuk tulisan ‘Happy New Year 2019’.
Islam adalah agama resmi dan mayoritas di Uni Emirat Arab. Sekitar 76% warga beragama Islam. Sementara penduduk Kristen berproporsi sekitar 13%.
Menteri Kepegawaian dan Emiratisasi Uni Emirat Arab, Nasser bin Thani Al Hamli, pada Kamis (27/12) mengumumkan bahwa 1 Januari menjadi hari ibur nasional.
“Semoga tahun depan luar biasa,” cuitnya di akun Twitter-nya.
Pakistan
Islam adalah agama resmi dan paling banyak dianut di Pakistan. Sekitar 97% warga negara di Asia Selatan itu memeluk agama Islam, jumlahnya bahkan yang terbanyak kedua setelah Indonesia.
Tahun baru, tanggal 1 Januari, adalah hari libur opsional di sini. Artinya, karyawan bisa memilih untuk libur di tahun baru, meskipun mayoritas perkantoran dan bisnis tetap buka.
Meskipun begitu, dengan paparan berbagai budaya dunia, pesta tahun baru, konser, festival, saling berbagi kado dan mengumumkan resolusi tahun baru sudah menjadi hal yang lumrah di Pakistan.
Berdasarkan perayaan malam tahun baru 2018, pusat kemeriahan ini terjadi di tiga kota utama Pakistan: Karachi, Lahore dan Islamabad.
Di kota dengan penduduk terpadat Pakistan, Karachi, pusat kemeriahan berlangsung di Bahria Town Karachi, sebuah kota baru yang punya banyak arsitektur menarik, misalnya yang menyerupai Patung Liberty.
Pesta kembang api dan atraksi air mancur menjadi penghibur masyarakat di malam tahun baru.
Kembang api juga jadi daya pikat utama hiburan tahun baru di Lahore.
Dan untuk perayaan tahun baru 2019, ibukota Pakistan, Islamabad akan memusatkan kemeriahannya di salah satu mall terbesar di Pakistan, Giga Mall, yang akan menampilkan atraksi kembang api.
Turki
Meski Turki dianggap sebagai negara “sekuler”, yang tidak memiliki agama resmi negara, Islam adalah agama mayoritas yang dipeluk warga Turki, yaitu sekitar 82%.
Perayaan tahun baru kali ini diprediksi akan ramai dipenuhi wisatawan asing. Pasalnya, berdasarkan data Kementerian Budaya dan Pariwisata Turki, 2018 adalah “tahun kebangkitan” industri pariwisata negara itu.
Menjelang tutup tahun, 40 juta turis telah datang ke Turki, naik dari 30 juta orang pada 2017.
Menurut Kepala Asoisasi Pariwisata Istanbul, Halil Kormaz, turis dari Italia, spanyol, Amerika Latin, Irak dan bahkan Palestina akan merayakan tahun baru di ibukota Turki itu.
Media setempat, Daily Sabah, mengungkapkan berbagai pilihan acara dapat dihadiri di malam tahun baru. Mulai dari pesta topeng, kuliner dan berbagai musik dinamis dari para disk-jockey (DJ) di berbagai klub.
Tidak hanya itu, Opera dan Ballet Pemerintah Istanbul (IDOB) juga menyelenggarakan konser khusus tahun baru, yang membawakan karya-karya komposer legendaris Austria, Johann Strauss.
Malaysia
Meskipun memiliki penduduk dengan berbagai etnis dan agama, Islam adalah agama resmi di Malaysia.
Pemeluk Islam mencapai 19,5 juta orang atau 61,3% dari total warga negara tetangga Indonesia itu.
Perayaan tahun baru adalah acara tahunan yang selalu meriah di Malaysia.
Tahun ini salah satu pusat perayaannya adalah di KLCC Park. Dengan latar Menara Kembar Petronas, pesta kembang api akan digelar saat perayaan pergantian tahun.
Pesta kembang api ini akan dimulai dengan konser live selama tiga jam, yang menghadirkan sejumlah musisi papan atas Malaysia.
Sementara itu, di Dataran Putrajaya juga sudah dimulai Festival Lampu (Light & Motion Putrajaya Festival).
Festival ini meliputi video mapping dan berbagai hologram.
Perdana Menteri Mahathir Mohamad disebut akan hadir dalam hitung mundur tahun baru 2019 di sini.
Mesir
Dengan gencarnya promosi pariwisata Mesir beberapa tahun terakhir, berbagai acara perayaan tahun baru digelar untuk “memanjakan” wisatawan asing.
Misalnya pesta kembang api dan atraksi cahaya yang dipertontokan di Piramida Giza, salah satu ikon negara yang terletak di Benua Afrika itu.
Di ibukota Mesir, Kairo, tahun baru dirayakan dengan berbagai festival: mulai dari sirkus, hiburan penari di berbagai tempat makan, musisi di berbagai restoran dan konser.
Semarak ini juga terasa hingga ke Sungai Nil. Berbagai hiburan juga dilangsungkan di pelayaran-pelayaran untuk turis.
Pariwisata adalah salah satu sumber pemasukan utama ekonomi Mesir. Sektor ini menyediakan 12% dari keseluruhan lapangan kerja negara itu.
Dari jumlah kunjungan wisatawan asing, Menteri Pariwisata Mesir, Rania Al Mashat mengungkapkan negaranya kedatangan lebih 8 juta turis pada 2017.
Sementara dari sisi agama, Islam adalah agama mayoritas di Mesir. Sebanyak 90% warga memeluk Islam.
Sumber : VOA Indonesia