Menelisik Seputar Perayaan Natal Hitler dan Nazi

ESENSINEWS.com - Senin/24/12/2018
Menelisik Seputar Perayaan Natal Hitler dan Nazi
 - ()

Esensinews.com – Adolf Hitler dikenal sebagai seorang diktator Jerman sekaligus pemimpin Nazi pada masa Perang Dunia II. Paham Fasisme ala Nazi pun mulai disebarkan Jerman ke beberapa negara saat Hitler menginvasi Eropa.

Ketika masa perang, Nazi membuat kamp-kamp konsentrasi untuk menampung komunitas Yahudi. Tak hanya itu, Adolf Hitler bahkan dituduh melakukan holocaust atau genosida terhadap komunitas Yahudi.

Terlepas dari berbagai kekejaman yang dilekatkan kepada Hitler, ada sisi lain Hitler yang tak banyak diungkapkan. Sisi lain itu adalah mengenai aktivitas Hitler saat merayakan Natal.

Bersama dengan para anggota dan petinggi Nazi lainnya, Hitler diketahui mengadakan pesta Natal dalam suasana yang bisa dibilang penuh keceriaan.

Dekorasi Natal Nazi

Walaupun dalam suasana Natal, Nazi mengubah dan mendesain Natal sesuai dengan pemahaman dan ideologi mereka. Misalnya, perayaan Natal diramaikan dengan kue-kue berbentuk swastika.

Aspek lain juga diubah adalah mengenai pohon Natal. Meskipun pohon Natal modern disebut berasal dari kebudayaan Eropa di Jerman, namun kali ini tak ada bintang yang ditempatkan di puncak pohon.

Nazi mengganti bintang pada pohon natal degan lambang swastika. Selain itu, juga dengan sig rune (simbol berbentuk kilat yang digunakan dalam lambang SS).

Pernak-pernik dan dekorasi Natal ala nazi

Partai Nazi juga mengklaim bahwa swastika adalah simbol kuno Matahari dan mendorong masyarakat Jerman untuk menempatkan simbol di atas pohon Natal sebagai gantinya.

Orgamen-ornamen bola perak berhiaskan motto seperti “Sieg heil!” atau sapaan khas Nazi juga terpasang pada rumah-rumah. Bahkan, ada ornamen logam berbentuk muka Hitler, lengkap dengan kumis.

Namun, Hitler tak menyukai ini. Kemudian, dia meminta pembuatan undang-undang untuk mencegah simbol-simbol Nazi disalahgunakan, termasuk untuk Natal.

Natal ala Nazi

Selama perayaan Natal di Jerman, ada tradisi untuk mendengarkan lagu Natal berjudul “Silent Night” and “O Tannenbaum”. Kedua lagu itu memang berasal dari Jerman. Namun, di bawah pimpinan Adolf Hitler, semua lagu itu mulai perlahan ditinggalkan dan digantikan.

Dilansir dari History.com, nyanyian rohani yang populer dan membahas tentang peran ibu, kedamaian, anak-anak, serta liburan, diganti dengan lagu bertemakan propaganda Nazi.

Hal ini dilakukan oleh Nazi untuk menerapkan ideologinya kepada orang Jerman secara menyeluruh. Selama era 1930-an dan 1940-an, Nazi melakukan caranya untuk mengubah tradisi Natal Jerman menjadi tradisi Natal ala Nazi.

Selama masa perang, Hitler mendorong perayaan Natal sebagai cara untuk mengalihkan perhatian masyarakat Jerman dari kenyataan perang.

Langkah pertama yang dilakukan Nazi adalah dengan mengutus organisasi pemuda milik partai untuk membantu mengumpulkan mantel dan uang untuk anggota partai dan warga Jerman miskin yang terkena dampak depresi karena peperangan.

Organisasi pemuda Jerman mengumpulkan sumbangan untuk merayakan Natal pada pada bulan Desember 1938.

Mereka membagikan kalender untuk anak-anak yang penuh propaganda dan citra militeristik. Di antara yang paling penting adalah perayaan titik balik matahari musim dingin atau winter solstice.

Anak-anak Jerman yang bahagia menyanyikan lagu-lagu Natal di bawah pohon Natal di atasnya dengan simbol Nazi, Swastika. Mereka juga menerima hadiah dari pejabat tinggi Nazi.

Hitler memberikan hadiah pada anak-anak di Jerman pada Natal

Nazi berusaha untuk memindahkan tanggal Natal ke titik balik matahari. Mereka juga mencoba mendefinisikan kembali Saint Nicholas sebagai Wotan, dewa Jerman kuno.

Nazi Jerman memiliki pemahaman bahwa malam Natal tak ada hubungannya dengan kelahiran Tuhan, tetapi justru merayakan titik balik matahari musim dingin dan kelahiran kembali Matahari.

Desain Natal ala Nazi tidak bertahan lama. Ketika Sekutu mendekati Jerman pada 1944, efek perang semakin mengerikan. Banyak orang Jerman yang sama sekali tak peduli dalam menyambut Natal. Pentingnya keselamatan menjadi prioritas utama.

Pada 1944 merupakan Natal terakhir bagi Nazi. Empat bulan kemudian, Fuhrer itu dinyatakan tewas karena bunuh diri bersama pasangannya. Setelah saat Perang Dunia II usai, penyambutan Natal ala Nazi mulai ditinggalkan.

Sumber : Kompas.com


Warning: Undefined variable $post in /home/esensinews.com/public_html/wp-content/themes/kompasX/functions.php on line 101

Warning: Attempt to read property "ID" on null in /home/esensinews.com/public_html/wp-content/themes/kompasX/functions.php on line 101

Tinggalkan Komentar

Kolom

Mungkin Anda melewatkan ini

Hipatios Wirawan : Perlu Investigasi Pasca Kebakaran Gedung Kejaksaan Agung

Hipatios Wirawan : Perlu Investigasi Pasca Kebakaran Gedung Kejaksaan Agung

Isu HAM, Demokrasi dan Ekonomi Dominasi Kampanye Pilpres 2019

Isu HAM, Demokrasi dan Ekonomi Dominasi Kampanye Pilpres 2019

Hong Kong dan China Raih Poin dari Kejuaraan Beregu Asia 2021, Hafiz/Gloria Wajib Pertahankan Posisi

Hong Kong dan China Raih Poin dari Kejuaraan Beregu Asia 2021, Hafiz/Gloria Wajib Pertahankan Posisi

Olimpiade Tokyo 2020 : China Teratas, Disusul Jepang dan AS

Olimpiade Tokyo 2020 : China Teratas, Disusul Jepang dan AS

Bansos Tahap Dua Disalurkan Walikota Manado

Bansos Tahap Dua Disalurkan Walikota Manado

Tag

Baca Informasi Berita Aktual Dari Sumber terpercaya