Esensinewa.com – Mantan presiden Shell Oil, John Hofmeister mengatakan jatuhnya harga minyak, yang sekarang berada di kisaran US$ 45 per barel di AS, adalah hal yang menakutkan.
“(Harga minyak) telah sampai pada titik yang menakutkan,” katanya saat wawancara di Varney & Co di FOX Business, Jumat (21/12/2018).
“Jika harganya turun di bawah US$40 kita akan melihat banyak perusahaan berhenti melakukan driling karena perusahaan tidak dapat menanggung biayanya.” tutur dia.
Lebih lanjut ucapbya, penurunan harga minyak juga merupakan tanda peringatan bagi ekonomi global. Harga yang layak, menurut John Hofmeister, berkisar antara US$ 50 hingga US$ 60 per barel.
Harga minyak mentah merosot ke level terendah dalam 17 bulan terakhir pada hari Jumat (21/12/2018), turun sekitar 24% tahun ini. Penurunan ini dikarenakan kelebihan pasokan global.
Saat ini harga gas nasional AS di pom pengisian rata-rata sekitar US$ 2,34 per galon, seperti yang dilaporkan oleh AAA. Konsumer mungkin bisa lega, namun John Hofmeister memperingatkan bahwa harga yang murah ini bisa menjadi bumerang
“Mereka akan mendapatkan dampak negatifnya dalam beberapa bulan dari sekarang ketika mereka mendapati harga meningkat,” ujarnya. “Ketika tiba-tiba harga melonjak 25 sen per galon dan konsumen mengatakan apa yang terjadi? Kemana perginya minyak murah?”
Turunnya harga minyak telah membuat harga saham Exxon Mobil dan Chevron anjlok, yang keduanya masing-masing telah anjlok sebanyak 16% dan 18% persen tahun.
Sumber : Varney & Co di FOX Business, CNBC