Esensinews.com – Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kota Cirebon, Yuki Eka Bastian, mengundurkan diri dari partainya.
“Ia mengundurkan diri karena melakukan praktik poligami,” kata Wakil Sekjen PSI, Satia Chandra Wiguna, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (22/12/2018).
Sikap Yuki Eka yang melakukan poligami itu memang bertentangan dengan sikap PSI. Ketua Umum PSI Grace Natalie beberapa waktu lalu menegaskan bahwa partainya melarang poligami bagi seluruh kader. Bahkan, jika nantinya lolos ke parlemen, PSI ingin memperjuangkan larangan poligami bagi pejabat negara dan aparatur sipil negara.
Selain Yuki Eka, ada juga kader PSI lainnya Nadir Amir yang mengajukan permohonan pengunduran diri sebagai calon legislatif DPRD II Bone.
“Alasannya, yang bersangkutan tidak setuju dengan sikap DPP PSI soal poligami,” kata Chandra.B
PSI sudah menerima dan memproses pengunduran diri kedua kadernya itu.
Tak hanya soal poligami, sikap PSI yang menolak perda agama juga mendapat pertentangan dari seorang kadernya, Muhammad Ridwan. Ridwan yang merupakan Ketua DPD Gowa dan juga Caleg DPRD Propinsi Dapil Sulsel III itu turut mengundurkan diri dari partai.
Ia tidak setuju dengan sikap PSI soal Perda Agama,” kata Chandra.
Terakhir, PSI juga menonaktifkan seorang kadernya, Husin Shahab. Caleg DPR RI dari Dapil Jawa Timur XI itu dinonaktifkan karena dinilai tidak sesuai dengan nilai-nilai yang dianut PSI.
“Berdasarkan rapat pleno DPP PSI, kami memutuskan menonaktifkan Bro Husin dengan alasan telah melanggar nilai-nilai PSI soal penghargaan kepada perempuan,” kata Chandra.B
Dengan pengunduran diri dan penonaktifan keempat kadernya ini, PSI berupaya konsisten dengan nilai-nilai yang diperjuangkan.
“Jika ada kader yang tidak sepakat dengan DNA PSI, terpaksa kami harus melepas mereka. PSI sangat serius dalam menegakkan nilai-nilai kami sehingga terhitung hari ini DPP PSI menonaktifkan keempat kader tersebut,” kata Chandra.
Editor : Jerry Palohoon