Esensinews.com – Bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve kembali menaikkan suku bunga acuannya, Rabu (19/12/2018), mesti telah berulang kali menjadi sasaran kritik Presiden Donald Trump.
The Fed memenuhi ekspektasi pasar dengan menaikkan suku bunganya sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 2,25%-2,5% dan memperkirakan akan ada dua kali kenaikan lagi di 2019 dari sebelumnya tiga kali.
Langkah pengetatan kebijakan moneter itu berulang kali dikritik Trump sebagai upaya yang merusak pertumbuhan ekonomi yang selama ini telah diwujudkan pemerintahannya.
Hari Senin, Trump melalui akun media sosial Twitter-nya menyindir The Fed dengan berharap agar bank sentral tersebut tidak melakukan kesalahan.
“Rasakan pasar, jangan hanya bertindak berdasarkan angka-angka yang tidak bermakna. Semoga berhasil!” tulisnya.
Pekan lalu, Trump juga mengatakan akan bodoh bila The Fed menaikkan suku bunga acuannya kembali.
Saat ditanya mengenai kritik Trump tersebut, Gubernur The Fed Jerome Powell menjawab “pertimbangan politik tidak memainkan peran apapun dalam diskusi atau keputusan kami mengenai kebijakan moneter.” katanya.
Kami akan selalu fokus pada misi yang telah Kongres berikan kepada kami,” jawab Powell, dilansir dari CNBC International.
Powell ditunjuk oleh Trump untuk menjadi bos bank sentral AS yang nominasinya kemudian disetujui Senat. Dalam sebuah wawancara beberapa waktu lalu, Trump mengatakan telah menyesal memilih Powell dan sempat menyebutnya terlalu agresif.
Sumber : CNBC