Esensinews.com– Rutinitas Hujan yang tinggi hampir di seluruh wilayah Indonesia membuat sebagian besar daerah mengalami peningkatan debit air.
Jaringan masyarakat gambut Riau (JMGR) Pelalawan pun mengkritik penyebab terjadinya banjir hampir di seluruh wilayah se-kabupaten Pelalawan.
Wanto Pdk selaku Sekjend JMGR pelalawan menilai penyebab terjadinya banjir disebabkan buruknya tata pengelolaan air gambut sepanjang lintas Bono yang ada diperkebunan sawit dan hutan tanaman industri (HTI).
“Banjir yang terjadi itu menurut analisa cepat kita dampak dari buruknya tata kelola air gambut yang ada di perkebunan sawit dan Hutan Tanaman Industri (HTI),” jelasnya seperti dilansir Bonotimes, Sabtu (08/12/2018).
Peristiwa ajaib pun terjadi yang disebabkan naiknya air kepermukaan jalan setinggi lutut orang dewasa, yaitu munculnya baby crocodile (anak buaya) di jalan lintas Bono.
Kejadian berawal salah seorang warga hendak mengantarkan anaknya kesekolah dengan menggunakan Mobil menabrak buaya yang saat itu berada di badan jalan.
“Tadi pagi sekitar pukul 07.00 wib, anak sekolah mau lewat menemukan seekor buaya di tengah jln lintas bono dalam keadaan sudah ter tabrak mobil,” ujar Rony seorang saksi mata.
Baby crocodile yang diperkirakan berusia 16 bulan itupun diketahui sudah dalam kondisi tidak bernyawa.
Menyikapi peristiwa ancaman dari satwa tersebut, Isnadi Koordinator JMGR Pusat mengatakan kejadian tersebut adanya keterkaitan dan berhubungan erat dengan kondisi lingkungan sekitar.
Menurutnya munculnya Buaya dijalan lintas Bono pertanda buruknya tata kelola gambut.
“Menurut saya kejadian banjir yang terjadi dan ancaman dari satwa seperti buaya, harus di sandingkan dengan pentingnya perbaikan tata kelola gambut sepanjang jalan lintas Bono oleh perusahaan dan pemerintah, itu pertanda kondisi gambut sedang tidak baik-baik saja,” terangnya melalui WhatsApp pribadinya, Sabtu(08/12/2018).
Editor :