Seperti dikutip dari CNBC Indonesia di Jakarta, Rabu (5/12/2018), Apindo sebagai bagian dari dunia usaha mengapresiasi pencapaian ekonomi tahun ini. “Dengan pertumbuhan terus naik meski tidak sangat tinggi diiringi level inflasi yang terkontrol dalam batas yang dapat diterima,” tulisnya.
Tahun depan, Apindo memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 5,2%. Proyeksi itu dibuat atas landasan kehati-hatian dunia usaha, khususnya untuk mengantisipasi potensi kelanjutan gejolak eksternal yang dapat berpengaruh signifikan terhadap ekspansi dunia usaha seperti fluktuasi nilai tukar dan ancaman perang dagang.
Ketua Umum Apindo Hariyadi Sukamdani mengatakan, gencatan senjata antara AS-China yang dicapai di sela KTT G20, Argentina, pekan lalu, belum berarti apa-apa bagi ekonomi global ke depan. “Kalau ketegangan masih berlanjut, maka akan menjadi faktor yang cukup berpengaruh besar ke perekonomian kita,” kata Hariyadi.
Dari dalam negeri, faktor pemilihan umum disebut oleh Hariyadi. Baik itu pemilihan umum maupun pemilihan presiden yang akan diikuti pembentukan kabinet oleh pemerintahan terpilih.
Kepercayaan diri dunia usaha, menurut Hariyadi, akan bergantung kepada realisasi ekonomi kuartal I-2019. “Kalau cukup tinggi, maka q2, q3, dan q4 itu akan lebih positif,” ujarnya.
Foto: Detikcom
|