Jonan mengatakan, besarnya subsidi ini membebani keuangan negara. Namun, dia mengatakan, pendapatan negara dari sektor energi juga meningkat tajam mencapai dua kali lipat.
“Tapi kalau Anda lihat membebani keuangan negara nggak, jawabannya iya. Namun begini, tolong jangan dipotong-potong, penerimaan negara dari sektor ESDM juga naik, targetnya Rp 150 triliun, maaf, kalau nggak salah Rp 120 triliun plus pajak Rp 150 triliun. Sekarang ini penerimaan negara hampir kira-kira Rp 300 triliun,” paparnya.
Menurut Jonan, dengan penerimaan negara sedemikian rupa, harusnya besarnya subsidi energi tidak menjadi masalah.
“Penerimaan negara double, jadi kalau kita lihat, itu penerimaan dari total Rp 150 triliun menjadi Rp 300 triliun. Subsidi naik Rp 96 triliun, anggap aja Rp 100 triliun, menjadi Rp 150 triliun. Penerimaan negara dari Rp 150 triliun menjadi Rp 300 triliun. Ini mestinya tidak masalah,” kata dia.