Esensinews.com – Jelang pilpres berbagai isu dan program dilontarkan oleh kedua pasang calon presiden. Misalkan impor guru. Hal ini menuai beragam reaksi publik.
Salah satunya, Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI). Dalam hal ini, FSGI mengkritik janji impor guru yang disampaikan salah kubu calon presiden dan wakil presiden 2019. Sekretaris Jenderal FSGI, Heru Purnomo, mengatakan impor guru bukan cara bijak dengan dalih memperbaiki kualitas pendidikan nasional.
“Dari segi kuantitas, jumlah guru secara nasional ini berlebih,” kata dia konferensi pers memperingati hari guru di Kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, Jalan Pangeran Diponegoro, Menteng, Jakarta, Minggu (25/11/2018).
Disatu sisi Heru berpendapat para guru di Indonesia resah jika impor guru ini benar-benar dilaksanakan. Alasannya, akan berdampak pada kompetisi yang tidak sehat.
“Guru-guru di Indonesia masih bermasalah dengan kualitas. Merujuk dari hasil uji kompetensi guru 2015, nilai rata-rata guru nasional berkisar di angka 56,69. “Angka yang rendah,” tegasnya.
Disamping itu dia berharap cara yang lebih tepat untuk meningkatkan kualitas guru adalah dengan memberi pelatihan dan promosi melanjutkan pendidikan. “Bukan dengan mengimpor guru,” jelasnya.
Oleh karena itu kata dia, hal ini harus dilakukan untuk menyikapi jumlah guru yang berlebih adalah dengan distribusi merata terutama ke daerah-daerah tertinggal. “Jadi mengimpor guru bukan cara yang cerdas dan bijak,” tuturnya.
Editor : Divon