Esensinews.com – Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar angkat suara terkait acara Kemah Pemuda Muslim Indonesia. Menurutnya, Pemuda Muhammadiyah ikut serta dalam kegiatan Kemah Pemuda Islam Indonesia bersama GP Ansor dan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI.
Acara tersebut berlangsung pada 16-17 Desember 2017 di Pelataran Candi Prambanan, Sleman, Yogyakarta.
Hingga kini polisi tengah mengusut kasus dugaan korupsi atau penyelewengan anggaran terkait kegiatan itu.
“Jadi sekitar bulan September 2017 itu Pak Menpora, Pak Imam Nahrawi mengundang saya, telepon saya. Kemudian mengundang saya untuk hadir di rumah Beliau, untuk diskusi. Begitu kira-kira. Saya datang ke sana, ternyata di rumah Menpora, sudah ada Gus Yaqut, Ketua Umum GP Ansor. Kemudian kami berdiskusi di situ,” ungkapnya di Mapolda Metro Jaya, Jumat (23/11/2018).
Selanjutnya tutur Dahnil, dalam diskusi itu Imam menyampaikan kekhawatiran pemerintah terhadap konflik horisontal yang semakin meluas karena isu anti-Pancasila.
“Nah Pak Imam menyampaikan bagaimana caranya, supaya kemudian suasana itu menjadi lebih kondusif. Salah satu upaya yang ingin Beliau lakukan itu adalah mempersatukan secara simbolik antara GP Ansor dengan Pemuda Muhammadiyah. Maka Pak Imam waktu itu menawarkan dan mengajak bisa enggak, bikin kegiatan bersama yang difasilitasi oleh Menpora melibatkan GP Ansor dan Pemuda Muhammadiyah,” terangnya.
Ia pun mengaku saat itu tak langsung memberikan jawaban. Ia terlebih dahulu berkonsultasi dengan sejumlah pembina organisasi untuk meminta pendapat.
Pada Oktober 2017, Dahnil menerima tawaran Menpora.
“Namun yang kedua, kata bapak-bapak Muhammadiyah, yang disampaikan juga oleh Bapak Haedar (Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir) menyampaikan, tapi hati-hati dan waspada, kami hanya khawatir kalian dikerjai. Kira-kira begitu,” lanjut dia.
Setelah kesepakatan diambil, lanjut Dahnil, PP Pemuda Muhammadiyah menunjuk Ahmad Fanani sebagai ketua kegiatan.
Ditambahkan Dahnil dari proposal itu yang disampaikan oleh tim Mas Fanani, mewakili Pemuda Muhammadiyah. Oleh karena itu, Pemuda Muhammadiyah diberikan fasilitas untuk memobilisasi peserta sekitar Rp 2 miliar. Nah kemudian GP Ansor Rp 3 miliar plus Rp 500 juta. Jadi Rp 3,5 miliar
Dahnil menyebut pengalokasian anggaran telah dilakukan dengan benar. Dahnil merasa saat ini pihaknya yang paling disudutkan dalam penyidikan kasus dugaan korupsi ini.
“Pada prinsipnya yang ingin kami lakukan itu adalah membantu pemerintah. Tuduhan saat itu, bahwa Pak Jokowi anti Islam, kriminalisasi ulama dan kemudian karena ajakan Pak Menpora itu kami akan mengademkan situasi melalui kegiatan bareng dengan GP Ansor walaupun sudah ada peringatan dari Bapak-Bapak Muhammadiyah waktu itu,” ucap dia.
Editor : Divon