Esensinews.com – Indonesia makin laju terlibat dalam persaingan dunia. Pemerintah terus menggenjot pembangunan infrastruktur termasuk di bidang teknologi informasi. Dalam tempo setahun, Program Palapa Ring yang menyambungkan seluruh wilayah Indonesia dalam sebuah jaringan serat optik, nyaris rampung.
“Palapa Ring sangat penting sebagai fondasi meningkatkan daya saing Bangsa Indonesia,” kata Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Kemkominfo Septriana Tangkary di Universitas Brawijaya Malang, Kamis (22/11). Dia berbicara sebagai pembuka acara seminar yang digelar Kantor Staf Presiden (KSP) bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) dan Universitas Brawijaya.
Septriana menyampaikan, saat ini Kemkominfo berperan mempercepat dan menjalankan berbagai program digital. Bukan sekadar mengurus regulasinya. Hal itu diwujudkan dengan gerakan nasional 1000 start up. Upaya ini guna melahirkan lebih banyak start up baru. “Kami berharap di antara mereka bisa menjadi the next unicorn seperti halnya Gojek, Tokopedia, Traveloka, atau Bukalapak,” kata Septriana.
Septriana menyebut kementeriannya kini berupaya mengajak delapan juta Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) masuk ke platform digital. Karena hingga kini baru 16 persen yang sudah masuk ke marketplace. Guna mempercepat program ini, pemerintah memberikan beasiswa digital talent pada generasi muda melalui pendidikan vokasi. “Target kami akan menjaring 20.000 digital talent,” katanya.
Sementara itu, Yanuar Nugroho, Deputi II Kepala Staf Kepresidenan memastikan kunci pembangunan saat ini pada manusianya. Kualitas manusia Indonesia terus ditingkatkan untuk meningkatkan daya saing.
Yanuar menyoroti industri pariwisata yang kini menjadi primadona. Kontribusi sektor ini sangat besar dalam menyumbang pertumbuhan ekonomi bangsa. “Menjadikan pariwisata Indonesia sebagai sumber devisa utama sangat bergantung pada kualitas manusia,” Yanuar menegaskan.
Sejumlah perwakilan masyarakat di Malang hadir dalam acara bertajuk Peningkatan Daya Saing Indonesia yang digelar di Guest House Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur. Perwakilan komunitas pembatik Malang mengusulkan pentingnya dukungan regulasi yang selaras dan terpadu. Komunitas yang hanya muncul sesaat untuk menjalankan program jangka pendek, haruslah dihindari. Mereka berharap pemerintah bisa menghasilkan regulasi yang mendukung promosi batik.