Esensinews.com – Ternyata penderita penyakit tubercolosis atau TBC di Indonesia cukup tinggi.
Terkait hal itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) diminta melakukan sosialisasi secara berkala kepada masyarakat mengenai penyakit Tuberkulosis, penyebaran, dampak, dan pencegahannya, agar masyarakat dapat memahami, melakukan pencegahan terhadap tuberkulosis, serta menjaga kesehatan masing-masing dengan baik.
Hal itu diutarakan Ketua DPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) sehubungan dengan data World Health Organization (WHO) Global TBC Report 2018 yang menyebutkan bahwa Indonesia masih menjadi negara dengan insidensi tuberkulosis nomor tiga tertinggi di dunia setelah India dan Tiongkok, dan setiap tahunnya terdapat 842.000 kasus baru tuberkulosis di Indonesia.
“Masyarakat juga untuk tidak segan datang ke Fasilitas Kesehatan (Faskes), seperti ke Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), guna memeriksakan diri agar mendapatkan fasilitas pengobatan secara gratis yang sudah disiapkan oleh Kemenkes” ucapnya Kamis (15/11/2018).
Selain itu politisi Golkar ini menyarankan agar Kemenkes mengimbau pihak rumah sakit untuk memberikan pendampingan kepada pasien tuberkulosis agar rutin meminum obat dan menjalani pola hidup sehat sesuai dengan anjuran yang diberikan oleh dokter.
Oleh karena itu kata dia, Kemenkes bersama dengan Pemerintah Daerah (Pemda) mendukung penuh target Indonesia untuk mengakhiri tuberkulosis pada tahun 2030 dengan melakukan upaya-upaya terpadu untuk memperkuat pendeteksian dini kasus tuberkulosis.
“Kemenkes untuk meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas untuk masyarakat umum, mengingat Indonesia menjadi negara dengan insidensi tuberkulosis nomor tiga tertinggi di dunia, sehingga upaya eliminasi tuberkulosis di Indonesia akan menentukan keberhasilan dalam mencapai SDGs 2030” ujarnya.