Esensinews.com – Pemerintah Australia akan menyalurkan dana A$2 miliar atau Rp29 triliun ke negara-negara kepulauan di Samudera Pasifik untuk membangun infrastruktur, langkah yang dinilai sebagai upaya menangkal pengaruh Cina.
Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, mengatakan dana dalam wujud hibah dan pinjaman itu akan dikucurkan demi memperkuat hubungan sekaligus menjadikan Pasifik sebagai garis “depan dan tengah” kebijakan luar negeri Australia.
“Kita tidak bisa menganggap bahwa Australia sudah pasti memiliki pengaruh kuat di bagian barat daya Pasifik. Masalahnya, tampaknya kita kerap kali justru berpikir seperti itu. Karenanya kita ambil langkah ini untuk memperbaikinya. Di sinilah letak tanggung jawab khusus kita,” papar Morrison dikutip BBC.com.
Disebutkan Morrison, ia akan meminta tambahan A$1 miliar lagi dari parlemen untuk investasi di kawasan yang menyediakan “keuntungan nasional bagi Australia”.
Australia, menurutnya, akan melebarkan hubungan diplomatik dan militer serta menyiarkan program televisi lokal di kawasan Pasifik, seperti di Palau, Kepulauan Marshall, Polinesia Prancis, Niue, dan Kepulauan Cook.
Diplomat senior Cina, Wang Yi, mengatakan Cina dan Australia ‘bukanlah seteru’. Wang menambahkan, kedua negara seharusnya justru bekerja sama lebih erat di kawasan Pasifik.
Perkataan itu mengemuka setelah Wang bertemu dengan Menlu Australia, Marise Payne, di Beijing.
Koresponden BBC News di Sydney, Hywel Griffith
Selama lebih dari satu dasawarsa, Australia menyaksikan pertumbuhan kekuatan Cina di kawasan Pasifik—daerah yang sering dianggap sebagai halaman belakangnya.
Karena itu, menjelang kunjungan Presiden Cina, Xi Jinping, ke Papua Nugini pekan depan, Scott Morrison memutuskan bahwa tiba waktunya untuk mempertegas posisi Australia.
Dengan menawarkan miliaran dollar dalam bentuk pinjaman selain hibah jangka panjang, Australia bisa mendapatkan pengaruh di antara tetangga-tetangganya.
Kemudian, dengan menyediakan akses ke saluran televisi Australia, Morrison tampaknya berharap dapat mengamankan kekuatan lunak.
Harapannya tentu saja, masyarakat di Pasifik akan terus memandang Australia sebagai sekutu alami yang bersahabat.
Cina diperkirakan telah menginvestasikan A$1,3 miliar di kawasan Pasifik sejak 2011 dan menjadi pendonor asing kedua terbesar setelah Australia.
Seolah tak mau kalah bersaing, Australia memainkan sejumlah proyek kunci di Pasifik tahun ini. Pada Juli lalu, Australia berkomitmen mewujudkan jaringan kabel internet bawah laut di Kepulauan Solomon dan Papua Nugini sehingga menutup peluang perusahaan Cina Huawei.
Australia juah berencana membangun pangkalan angkatan laut gabungan bersama Papua Nugini.
Jonathan Pryke, dari lembaga kajian Lowy Institute, mengingatkan bahwa investasi Cina seringkali dibesar-besarkan.
“Penelitian kami menunjukkan bahwa selain Papua Nugini, tidak ada negara lain (di Pasifik) yang mengambil pinjaman dari Cina baru-baru ini,” ujarnya.
Editor : Ridwan