Esensinews.com – Terdapat setidaknya 202 kuburan massal di kawasan-kawasan di Irak yang pernah dikuasai kelompok yang menamakan diri Negara Islam atau ISIS, kata PBB.
Investigasi PBB menunjukkan jumlah keseluruhan jenazah yang ditemukan di kuburan-kuburan tersebut mencapai 12.000.
“Angka 12.000 jenazah di kuburan-kuburan itu hanya perkiraan. Di satu kuburan kami menemukan delapan jenazah, di kuburan lain kami menemukan 4.000 jenazah,” kata Ravina Shamdasani, juru bicara badan HAM PBB di Jenewa dikutip dari BBCIndonesia.
Dalam wawancara dengan BBC, hari Selasa (06/11), Shamdasani mengatakan sejauh ini pihaknya baru memverikasi 202 kuburan massal.
“Mungkin masih banyak lagi yang belum kami temukan,” katanya.
Kuburan-kuburan ini ditemukan di Nineveh, Kirkuk, Salahuddin, dan Anbar di Irak utara dan barat.
Shamdasani mengatakan investigasi masih berlangsung dan salah satu yang ingin dicapai adalah mengetahui identitas jenazah-jenazah yang dikubur.
“Kami belum tahu siapa yang ada di kuburan-kuburan massal ini, tapi kami tahu bahwa perlakuan ISIS sangat kejam terhadap etnik dan pemeluk agama minoritas, termasuk warga Yazidi,” ujar Shamdasani.
“Begitu pembongkaran selesai, kami akan mendapatkan data yang lebih lengkap tentang perempuan, anak-anak, dan laki-laki yang dikubur,” imbuhnya.
Ia mengatakan mereka yang dikubur secara massal ini berasal dari berbagai latar belakang dan profesi.
“Kami duga, ada tukang cukur dan staf salon kecantikan di kuburan ini. Mungkin ada pula calon anggota parlemen, doktor, dan pengacara. ISIS mengeksekusi orang-orang yang menentang kekuasaan mereka,” kata Shamdasani.
Mereka yang juga dikubur diperkirakan termasuk para orang tua, penyandang cacat, pekerja asing, dan anggota tentara pemerintah Irak.
ISIS menguasai sejumlah wilayah di Irak pada 2014 dan memerintah secara brutal dengan membunuh siapa saja yang tidak setuju dengan kebijakan mereka.
Kelompok ini akhirnya ditumpas oleh aksi militer koalisi negara-negara pimpinan Amerika Serikat, dengan didukung oleh tentara pemerintah Irak, meski milisi ISIS aktif di beberapa kantong.
PBB mengatakan kuburan-kuburan ini bisa menjadi bukti kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan, hingga genosida.
“Kuburan-kuburan massal yang kami temukan menjadi bukti meninggalnya manusia, penderitaan, dan tindak kekejaman yang luar biasa,” kata Jan Kubis, wakil khusus sekjen PBB untuk masalah Irak.
“Kami ingin tahu bagaimana mereka meninggal dunia … ini penting agar keluarga korban bisa mendapatkan keadilan,” kata Kubis.