Begitu dikatakan Direktur lembaga survei Kedai Kopi Vivi Zabkie dalam diskusi Publik Jaringan Pemilih Milenial Indonesia (JPMI) bertajuk “Generasi Milenial: Penentu Kemenangan Capres Menuju Istana” di Gedung Joeang ’45, Jakarta Pusat, Rabu (10/10/18).
“Kalau Jokowi sejak awal sudah mengarah ke milenial, dan itu menarik. Sehingga anak muda menjadikan politik sebuah hal penting,” kata Vivi.
Vivi mengungkapkan, dari sejumlah riset yang dilakukan Kedai Kopi, dia menemukan bahwa kaum milenial sangat berbeda dengan generasi sebelumnya.
“Survei bulan Juli, dari pilihan presiden, generasi paling tua cenderung ke capres nomor dua. Tapi ketika ke milenial angkanya cenderung ke capres nomor 1. Untuk parpolnya suara milenial banyak lari ke PDIP, dan yang kedua itu Gerindra. Sementara generasi senior biasanya cenderung ke Golkar,” ungkapnya.
Lebih jauh dia menjelaskan, meskipun jumlah generasi milenial jumlahnya besar, bukan berarti semua parpol fokus ke sana, karena di luar sana juga jumlahnya besar.
“Karakteristik Milenial lebih mudah berubah, mereka tidak loyal. Mereka tidak lagi melihat merek, rata-rata milenial labil dalam hal pilihan politik,” terang Vivi.
“Yang pasti perlu bagi para capres mempelajari lebih jauh tentang bagaimana karakter pemimpin yang ingin mereka sasar. Penting juga setiap caleg meresearch tentang aktivitas anak muda di daerahnya. Perlu startegi tajam mempelajari calon pemilihnya,” pungkas dia.