Esensinews.com – Nilai tukar rupiah makin lemah di awal pekan. Pada Senin (8/10/2018) pukul 10.40 WIB, kurs rupiah spot melemah 0,33 persen ke Rp 15.233 per dollar Amerika Serikat (AS). Ini adalah rekor terendah baru rupiah tahun ini.
Di pasar spot, rupiah berada di atas level Rp 15.000 sejak Selasa pekan lalu.
Sementara Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menunjukkan posisi rupiah di Rp 15.193 per dollar AS, melemah 0,07 persen dibandingkan akhir pekan lalu.
Analis Monex Investindo Futures, Faisyal, mengatakan, data non-farm payroll AS di bulan September berada di level 134.000 atau lebih rendah dari ekspektasi analis sebesar 185.000. Walau hasilnya negatif, hal tersebut masih bisa dikompensasi oleh impresifnya data tingkat pengangguran AS pada September yang turun menjadi 3,7 persen, level terendah dalam 49 tahun terakhir.
Hasil ini membuat posisi dollar AS tetap solid terhadap beberapa mata uang utama dunia. Tambahan lagi, yield US Treasury tenor 10 tahun masih mengalami tren kenaikan sehingga memperbesar ekspektasi kenaikan suku bunga acuan AS pada Desember nanti.
Rupiah juga kian tertekan mengingat tren kenaikan harga minyak dunia masih berlanjut. Kenaikan tersebut berpotensi membebani defisit transaksi berjalan Indonesia untuk beberapa waktu ke depan.
“Data cadangan devisa Indonesia yang kembali berkurang juga kurang baik dampaknya bagi rupiah di tengah belum adanya upaya baru dari pemerintah untuk menekan pelemahan kurs,” ungkap Faiysal.
Menurut Faisyal, rupiah masih rentan terkoreksi sepanjang hari ini karena minimnya data ekonomi terbaru dari dalam negeri. Prediksinya, rupiah berpeluang bergerak di kisaran Rp 15.130-Rp 15.250 per dollar AS pada hari ini.
Ahmad Mikail, Ekonom Samuel Sekuirtas, mengatakan, meski indeks dollar AS berpotensi melemah hari ini, karena data pertumbuhan upah di AS melemah, tetapi seiring naiknya yield US Treasury 10 tahun masih menekan rupiah. Ahmad memproyeksikan rupiah masih akan bergerak di level Rp 15.150 per dollar AS hingga Rp 15.250 per dollar AS di perdagangan hari ini.
Penguatan dollar AS pun terasa di pasar uang Asia. Di kawasan Asia, hanya mata uang dollar Hong Kong yang hari ini menguat terhadap dollar AS, sedangkan mata uang lainnya melemah. Persentase pelemahan terbesar tampak pada mata uang yuan, disusul dollar Taiwan, dan rupiah.
Sementara indeks dollar AS saat ini menguat tipis ke 95,70 dari penutupan akhir pekan lalu pada 95,62.
Sumber : Kompas.com