Oleh : Denny Siregar
Dalam setiap survey, angka pemilih PS bertahan di angka 30 persenan.
Tidak naik dan tidak turun. Ini menandakan, itulah pemilih tetapnya atau disebut hardcore voters. Pemilih ini tidak akan berubah sampai hari pencoblosan.
Jika terus bertahan diangka ini, jelas ia akan kalah. Oleh karena itu, ia harus melakukan langkah ekstrim, yaitu bermain spin atau pelintiran untuk menaikkan elektabilitasnya. Yang diincar adalah pemilih ngambang atau swing voters yang ada diangka sekitar 20 persenan..
Untuk memainkan plintiran ini, diundanglah seorang spin doctor atau ahli plintiran kelas Internasional. Namanya Rob Allyn.
Rob Allyn ini adalah master dibidangnya. Ia pernah memenangkan Pilpres Presiden Amerika dengan menghancurkan reputasi John mc Cain. Poster Mc Cain tersebar dimana-mana dalam jumlah yang massif, berdampingan dengan foto anak kulit hitam.
Judul poster itu menuduh bahwa Mc Cain punya anak diluar nikah dengan seorang kulit hitam. Padahal anak kulit hitam itu adalah anak seorang miskin yang sedang dibantu putrinya untuk berobat.
Mc Cain pun kalah karena isu ras masih sangat dominan di Amerika sana. Kemampuan Allyn memelintir dengan fitnah, sudah diakui dunia.
“Saya seorang pebisnis, bukan politisi..” kata Allyn, yang menandakan bahwa semua strategi kotornya dia hanyalah bisnis saja. Jangan tanya moral disini apalagi kemanusiaan.
Allyn melanglang buana dengan perusahaan konsultan politiknya. Di Meksiko, ia pun pernah menjadi pendamping saat pilpres dan berhasil menang dengan strategi fitnahnya.
Tahun 2014, saat Pilpres, jejak Rob Allyn terlihat di Indonesia. Fitnah bahwa Jokowi anak PKI, antek komunis dan lain sebagainya adalah ciri khas Allyn. Meski ia tidak mengakui, tetapi ia mengaku bahwa ia yang membuat kampanye iklan untuk PS.
Jika ingin membalikkan situasi kekalahan menjadi kemenangan, Allyn lah orang yang tepat untuk disewa sebagai konsultan..
Polisi sudah mempelajari ini sejak lama. Mereka belajar dari Pilpres 2014 yang penuh hoaks dan fitnah.
Karena itulah polisi sudah berjaga, ketika dalam Pilpres kali ini ada yang sudah merancang strategi hoaks besar yang diharapkan mengguncang dunia politik Indonesia. Yaitu dengan membangun isu PKI terlebih dahulu, lalu memunculkan seorang tokoh yang mengaku dianiaya, baru gelombang demo besar akan muncul sebagai tsunami untuk menaikkan popularitas mereka yang melawannya.
Sayangnya, masyarakat dan polisi sudah pintar. Mungkin disini Allyn salah, dikira orang Indonesia goblok semua. Pelintiran itu layu sebelum berkembang besar.
Kali ini polisi tidak mau hanya bertahan saja. Gelombang tsunami baru akan diciptakan untuk menghajar para pembuat hoaks dan penggagas dibelakangnya. Satu persatu akan dipanggil dan diminta keterangan, dan jika terbukti ada percakapan di hape RS, maka jaket oranye bisa jadi pakaian baru yang harus dikenakan.
Mau Indonesia ribut dan perang saudara karena hoaks, seorang Rob Allyn tidak akan perduli. Baginya, “Its just business, nothing personal..”