Pertarungan menuju Gedung Senayan khususnya untuk Dapil Sulawesi Utara (Sulut) untuk periode ini, terbilang cukup keras dan bisa disebut dapil neraka.
Sejumlah nama yang ditetapkan sebagai daftar calon tetap (DCT) oleh lembaga KPU terdapat nama Marhany Pua.
Biasanya Marhany maju melalui DPD tapi kali ini melalui DPR. Paling tidak experiance atau pengalaman beliau tak dapat diragukan lagi. Setidaknya Marhany sudah sedikit memahami masalah legislasi, controlling dan budgeting.
Datang sebagai new comer, senator yang satu ini akan bertarung dengan sejumlah legislator atau sang petahana seperti wakil Gerindra, Wenny Warouw, Wakil Ketua MPR EE Mangindaan, Vanda Sarundajang, Jendry Keintjem (PDI-P), Bara Hasibuan (PAN) dan Jerry Sambuaga yang pengganti Aditya Moha (Golkar).
Marhany merupakan representasi Partai Golkar. Lantaran dia diusung partai berlambang beringin ini. Bicara peluang atau kans, maka dirinya memiliki kans yang besar lolos ke Senayan.
Bagi seorang teknokrat dengan segudang pengalaman tersebut, ke Senayan adalah impiannya.
“Bagi saya maju mewakili Sulut merupakan anugerah terindah sang pencipta yang perkasa dan Maha Agung. Semuanya dari Dia dan untuk Dia,” kata Marhany.
Bukan itu saja, namun bagi warga Sulut Marhany adalah sosok yang terkenal religius. Lantaran beberapa kali dia masuk dalam kepengurusan di organisasi gereja GMIM.
Disisi lain, sejumlah nama yang mencalonkan diri lagi sebagai calon DPR-RI yang sebelumnya merupakan senator dari Sulut yakni, Benny Rhamdani yang kini maju caleg DPR-RI lewat kendaraan politik Hanura.
Memang sejak tahun lalu, ia memutuskan step back atau mundur mencalonkan diri di DPD. Langkah ini sangat baik, lantaran memberikan kesempatan bagi calon lainnya.
Marhany melangkah lantaran concern for each others atau peduli terhadap sesama Dirinya pribadi yang humble dan dekat dengan siapa saja.
Untuk melangkah ke Senayan bukan pekerjaan gampang. Tapi, tekad dan semangat yang bulat membuat dia tak gentar untuk melangkah. Baginya tak ada kata surrender (menyerah).
Rasa optimisme yang dalam sudah ditanamkannya sejak muda. Berkat keuletannya dia mampu menembus MPR sebagai senator.
Sejumlah grand design sudah disiapkannya. Masalah kesejahtraan, ekonomi, sosial sampai pariwisata menjadi programnya.
Konsep untuk membangun Sulut ke depan sudah dipersiapkannya. Nantinya jika Tuhan berkenan tuturnya, maka itu akan diaplikasikannya di lapangan.
Menurut Marhanny, “leadership is the capacity to translate vision to reality” (kepemimpinan adalah kapasitas menerjrmahkan visi ke realitas). Dia pun punya komitmen untuk itu.
Sementara, Freddy Massie warga Langowan, Minahasa pun mengakui Marhany Pua adalah sosok yang pantas ke Senayan.
“Untuk ke Senayan maka dibutuhkan human resources atau sumber daya manusia yang mumpuni. Sosok Marhany pantas mewakili Sulut. Selain cerdas dia punya banyak pengalaman,” ujar alumni fakultas FISIP Unsrat ini.
Ditambahkan Freddy, Sulut butuh sosok pemimpin seperti Marhanny. Lantaran untuk bertatung di Senayan tidak muda.