Oleh : Denny Siregar
“Apa kelemahan terbesar pendukung Jokowi, bang?”. Tanya seorang teman ketika membaca tulisanku “Kritik untuk timses Jokowi”. Aku ketawa. Pertanyaan yang bagus dan ini mungkin bisa jadi sebuah acuan.
Saya mungkin sedikit dari banyak orang yang menghabiskan banyak waktu di medsos, sehingga akhirnya bisa mempelajari pola-pola komunikasi di media sosial bahkan sampai ke propagandanya.
Dan saya harus jujur, di bidang propaganda media sosial, kubu Prabowo masih jagonya.
Lihat saja cara-cara mereka memprovokasi. “Kami umat Islam”, “Ulama kami”, “7 juta manusia di Monas” sampai ke “Ganti Presiden” adalah kemampuan membuat jargon-jargon dengan model “klaim”. Mereka tidak perduli bahkan tidak pake malu untuk menggelorakan semangat di pendukung mereka dengan bahasa-bahasa hiperbola.
Bukan hanya urusan tagar di medsos, mereka bahkan membuat gerakan sebagai dampak berkelanjutan – multiplier effect, dan ini memperbesar propagandanya. Sesudah apinya besar, mereka membuat turunannya seperti kaos, supermarket sampai filmnya.
Buat mereka brand itu harus dijaga terus supaya jangan padam bahkan jika perlu di buat turunannya lagi. Sesudah selesai dengan “212”, kelompok pendukung Prabowo membangun gerakan baru “2019gantiPresiden”.
Perhatikan cara-cara mereka, terokestrasi dengan benar dan solid. Dan mereka punya logistik yang fokus disalurkan untuk membangun perlawanan sebata demi sebata.
Disinilah sebenarnya kelemahan terbesar pendukung Jokowi..
Pendukung Jokowi bisa dibilang bukan pendukung militan. Mereka pendukung yang setengah-setengah. Pendukung Jokowi sama baperannya dengan pendukung Prabowo, hanya kalau pendukung Prabowo bapernya dengan bersatu menyerang pendukung Jokowi, sedangkan pendukung Jokowi baperan dengan sesamanya sendiri.
*Pendukung Jokowi ini terlalu santun, datar, malu-malu ayam, sehingga terkesan selalu bertahan. Setiap serangan isu dari tim Prabowo, mereka sibuk mencari jawaban. Akhirnya energi mereka terkuras disana, karena tarian genderang lawan.
Jarang sekali pendukung Jokowi memainkan genderang sendiri y
Komentar telah ditutup.