Oleh : Dodik Prasetyo (Kontributor Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia)
Asian Games 2018 menjadi pembicaraan di berbagai media, tidak hanya mampu menarik perhatian masyarakat Indonesia tetapi juga perhatian dunia. Semangat Asian Games 2018 masih menggema hingga menjelang penutupan pada 2 September 2018. Event olahraga terbesar se-Asia yang dilaksanakan di Jakarta dan Palembang ini tentu mendapatkan banyak komentar dari masyarakat Indonesia maupun dunia. Komentar yang bersifat apresiasi hingga kritikan menjadi penilaian dan evaluasi tersendiri bagi INASGOC sebagai panitia nasional penyelenggaraan Asian Games 2018.
Terlepas dari adanya kritikan yang ditujukan kepada INASGOC, kita harus memberikan apresiasi atas kerja keras dan kerja cerdas Erick Tohir dkk. Berbagai persiapan telah dipersiapkan untuk memberikan sambutan terbaik bagi para peserta kompetisi yang terdiri dari atlet – atlet terbaik se-Asia yang siap bertanding memperebutkan medali emas bagi negaranya. Juga wisatawan mancanegara yang ingin menyaksikan secara langsung setiap pertandingan. Oleh sebab itu, pembangunan kawasan beserta infrastruktur utama dan pendukung serta pengembangan dan pembinaan atlet dilakukan sebaik mungkin, sesuai anggaran yang telah ditetapkan. Tentunya, kesuksesan penyelenggaraan Asian Games 2018 diharapkan bisa memberi dampak positif bagi Indonesia.
Pada edisinya ke-18, event olaharaga ini melibatkan 45 negara peserta, 16 ribu atlet dan official, 5.000 media dalam dan luar negeri, 30 ribu sukarelawan, dengan 5 miliar penonton dari seluruh dunia, serta perkiraan 150 ribu wisatawan mancanegara. Kita harusnya berbangga, karena perhelatan Asian Games 2018 dinilai sebagai yang tersukses sepanjang sejarah pelaksanaannya. Asian Games kali ini mempertandingkan 40 cabang olahraga dengan 465 nomor pertandingan, dimana jumlah ini meningkat sebesar 20 persen dibandingkan dengan peserta pada Asian Games 2014 Incheon, Korea Selatan.
Dilansir Antara.news jumlah sebesar itu tentu saja membawa dampak ekonomi bagi Indonesia, terutama di dua daerah penyelenggara yakni DKI Jakarta dan Sumatera Selatan. Totalnya mencapai Rp 40,7 triliun, dengan porsi untuk DKI Jakarta Rp 22 triliun dan sisanya ke Sumatera Selatan. Angka tersebut dihitung dari investasi konstruksi, operasional penyelenggaraan hingga pengeluaran pengunjung. Belum lagi dampak ekonomi tidak langsung seperti tambahan lapangan pekerjaan, penambahan PDRB masing-masing daerah penyelenggara, hingga adanya jaminan ke dunia internasional bahwa Indonesia memang layak menjadi tuan rumah kegiatan tingkat internasional.
Kesukesan penyelenggaraan Asian Games 2018 ini sebenarnya sudah dapat kita lihat dari opening ceremony-nya yang menyuguhkan penampilan yang memukau. pembukaan Asian Games 2018 berjalan sangat meriah dan menjadi trending topic di lini masa media sosial. Kematangan konsep membuka mata masyarakat bahwa Indonesia sanggup menjadi tuan rumah event olahraga berskala besar. Dipimpin oleh Creative Director Wishnutama, tema pada pembukaan Asian Games 2018 mengusung konsep kekayaan alam dan budaya lokal Indonesia yang dikemas secara kolosal. Konsep itu diperkuat dengan teknologi proyektor dan pencahayaan yang membuat semuanya menjadi lebih indah dilihat.
Opening Ceremony yang dihiasi dengan panggung megah berukuran raksasa dengan berat total mencapai 600 ton, panjang 135 meter dan lebar 30 meter, ditambah tinggi 26 meter, replika gunung yang terdiri atas 12.775 tanaman dan bunga yang tertata rapi dengan luas mencapai 1.350 m2 ditambah air terjun yang dialiri dengan 140.000 liter air, semakin indah berkat hamparan 3.000 m2 rumput hijau. Tidak hanya dari dekorasi yang menyuguhkan keindahan alam Indonesia, opening ceremony juga diramaikan musisi terbaik tanah air dan dunia. INASGOC mengundang Joey Alexander, musisi jazz, sebagai salah satu pengisi acara. Terdapat sedikitnya 5.500 pengisi acara dan tak kurang dari 140 musisi yang meramaikan pembukaan Asian Games 2018.
Presiden RI Joko Widodo juga tidak mau kalah dalam pembukaan tersebut. Pemutaran video yang beraksi dengan mengendarai motor gede saat masuk ke Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) juga menyedot perhatian publik. Sesi tersebut juga termasuk dari bagian pembukaan yang lantas menjadi trending topic oleh netizen di dalam dan luar negeri.
Sukses dalam pelaksanaan Asian Games juga diikuti sukses dari para atlet tanah air, dimana perolehan medali atlet Indonesia sejauh ini telah melampaui target yang diberikan pemerintah. Hingga saat ini, Indonesia sukses mengumpulkan 30 medali emas, 23 medali perak dan 37 medali perunggu, total Indonesia telah mengumpulkan 90 medali. Keberhasilan Indonesia meraih medali diawali oleh Edgar Xavier Marvelo, pewushu berusia 19 tahun, menjadi penyumbang medali pertama bagi Indonesia, dimana dia mempersembahkan medali perak di nomor Changquan Putra cabor Wushu.
Keberhasilan meraih medali dilanjutkan oleh Defia Rosmaniar, atlet taekwondo Indonesia, yang berhasil mempersembahkan medali emas pertama Indonesia. Cerita berlanjut dengan hasil yang berbeda – beda di berbagai cabang olahraga. Kekalahan Timnas Sepakbola Indonesia dari Uni Emirat Arab, Anthony Sinisuka Ginting yang jatuh bangun menahan rasa sakit dari cidera yang dialaminya dalam pertandingan menghadapi pebulutangkis China, All Indonesia Final antara Markus Gideon/Kevin Sanjaya melawan Fajar Alfian/Muhammad Riad Ardianto, kharisma Jonathan “Jojo” Christie sang juara tunggal putra bulu tangkis, dominasi Indonesia di cabor pencak silat, hingga Hanifan, pesilat muda yang membuat Jokowi dan Prabowo berpelukan dan disambut histeris oleh penonton di TMII.
Asian Games 2018 ini menjadi suatu prestasi besar bagi Indonesia, terkhusus juga Indonesia Asian Games 2018 Organizing Committee (INASGOC) sebagai panitia yang telah ditunjuk pemerintah. Sesuai dengan logo “Energy of Asia”, Indonesia telah menunjukkan suatu kekuatan energi dan spirit yang besar dalam menyelenggarakan pesta olahraga Asia ini. Pujian juga perlu kita berikan kepada Presiden RI Ir. Joko Widodo dan seluruh menteri di Kabinet Indonesia Kerja yang berperan besar dalam menyiapkan Asian Games. Kerja sama yang keras dan cerdas dari seluruh elemen ini telah memberikan energy yang positif bagi Indonesia. Energi yang mencerminkan semangat persatuan kesatuan, gotong royong, musyawarah/mufakat bangsa Indonesia, yang meski berbeda suku, agama, kepentingan dan golongan tetapi mampu untuk tetap satu dalam Bhineka Tunggal Ika, tetap satu demi menyatukan seluruh Asia, tetap satu untuk memberikan karya terbaik bagi bangsa dan dunia, tetap satu untuk membuktikan bahwa Indonesia adalah Energy of Asia.