Tuan Rumah Piala Dunia Lebih Baik, Ketimbang Olimpiade

ESENSINEWS.com - Minggu/02/09/2018
Tuan Rumah Piala Dunia Lebih Baik, Ketimbang Olimpiade
 - ()

Oleh : Jerry Massie Peneliti Indonesian Public Institute (IPI)

Indonesia bisa dikata sukses menggelar event akbar di kawasan Asia yakni, Asian Games 2018. Hingga akhir kompetisi, Indonesia berhasil menempati peringkat ke-4 di bawah China, Jepang dan Korea Selatan.  Sedangkan pada Asian Games di Incheon Korea Selatan, tim merah putih hanya menyabet 4 emas dan berada diposisi ke-17.

Medali yang disabet atlet kita yakni 31 emas dan ini merupakan terbesar sejak 1962 yang merebut 11 medali emas dan duduk di posisi ke-2 kala itu.

Kini usulan Indonesia menjadi tuan rumah olimpiade 2032 mulai di blow up. Namun berbicara olimpiade maka itu hanya yang dipromosikan adalah kota bukan secara keseluruhan.

Jika olimpiade maka akan sulit kita meraih emas kecuali cabang bulutangkis karena tambang emas Indonesia seperti paralayang, panjat tebing, sepeda BMX serta pencak silat tidak dipertandingkan. Lantaran cabor pada olimpiade hanya 33 khususnya di Tokyo, Jepang 2020.

Berbicara profit, maka akan lebih jauh jika Indonesia menjadi tuan rumah piala dunia ketimbang menyelenggarakan olimpiade.

Mampukah Timnas Indonesia Berlaga di Piala Dunia?

Sejauh ini, prestasi sepak bola bisa di bilang adem-adem ayem atau buruk selain U-16 yang menjadi juara piala AFF 2018 ini. Peringkat saja, di kawasan Asia Tenggara kita kalah bersaing dengan Thailand, Vietnam, Filipina dan Malaysia. Bagaimana mungkin, di Asian games kita keok lewat adu pinalti dengan UEA. Kendati Beto dan Stevano Lilipaly sudah bermain cantik. Kita pun masih kalah sama Thailand serta Vietnam yang lolos ke semi final.

Prestasi terbaik kita di Sea Games 1991 saat itu meraih emas dan juga pada tahun 1986 tim merah putih menempati peringkat ke-4 di Asia tepatnya Asian Games. Kala itu Indonesia gagal lolos ke final saat kalah dari Korea Selatan. Ditahun 1986-1987 Indonesia sangat ditakuti di kawasan Asia.

Dengan materi pemain seperti Elly Idris, Robby Darwis, Rully Nere, Herry Kiswanto, Ricky Yakoni, Jaya Hartono dan Ribut Waidi.

Berikut sekilas prestasi sepak bola kita

Perunggu 1958 Tokyo Tim
SEA Games
Perak 1979 Jakarta Tim
Perunggu 1981 Manila Tim
Emas 1987 Jakarta Tim
Perunggu 1989 Kuala Lumpur Tim
Emas 1991 Manila Tim
Perak 1997 Jakarta Tim
Perunggu 1999 Brunei Tim

Piala Dunia 1938

Tim Indonesia pada tahun 1938 (pada masa penjajahan Belandabsempat lolos dan ikut bertanding di Piala Dunia FIFA 1938 Waktu itu timnas di bawah nama Dutch East Indies (Hindia Belanda) peserta dari Asia yang pertama kali lolos ke Piala Dunia.

Indonesia saat itu tampil mewakili zona Asia di kualifikasi grup 12. Grup kualifikasi Asia untuk Piala Dunia 1938 hanya terdiri dari 2 negara,  Indonesia (Hindia Belanda) dan Jepang lantaran kala itu negeri Sakura Jepang memang hampir tidak ada. Namun, Indonesia akhirnya lolos ke final Piala Dunia 1938. Tanpa harus menyepak bola setelah Jepang mundur dari babak kualifikasi karena sedang berperang dengan Cina. Pada waktu itu tim ini menggunakan seragam berwarna oranye dan bercelana putih seperti warna seragam yang dipakai kesebelasan Belanda.

Itulah sekilas sejarah awal sepak bola Indonesia. Tahun demi tahun sepak bola Indonesia terus terpuruk apalagi pernah terjadi chaos dan sempat di take over FIFA kala itu. Saat ini Indonesia duduk diperingkat 164 jauh dari Vietnam (peringkat 102), Thailand peringkat 122 dan Filipina 115 ranking FIFA.

Bagi saya, akan sulit bagi timnas untuk merumput di piala dunia atau never. Bayangkan saja, posisi kita berada diperingkat 4 Asia Tenggara. Mana mungkin kita lolos ke world cup? Saya patut berikan apresiasi kepada Masyarakat Bola Indonesia, Sarman yang getol berjuang sejak 2012, agar Indonesia jadi host iven akbar ini. Dia pun sempat demo di Surich agar 2022 Indonesia jadi tuan rumah penyelenggara. Akibatnya nama Indonesia sudah ada dalam list di markas besar FIFA ini.

Paling ada yang pesimis dan adapula yang optimis. Hal yang impossible pasti bisa berubah possible jika tidak kerja keras. Sebagai contoh; piala dunia 1986 harusnya digelar di Kolombia namun pada waktu itu federasi sepak bola di Kolumbia terjadi bencana bahkan security negara tidak mendukung, maka secara otomatis FIFA mencari negara pengganti alternatif.

Terdapat 3 negara yang bersaing kala itu di antaranya ; AS, Canada dan Mexico. Akhirnya Mexico yang dipilih FIFA.

Negara sekecil Islandia dengan populasi 334 ribu jiwa saja bisa lolos ke piala dunia, apalagi kita yang berpenduduk sekitar 262 juta jiwa menurut data statistik BPS tahun 2017.

Menurut Sarman, Indonesia bisa menjadi penyelenggara, alasannya Qatar waktu mengajukan diri terlibat skandal suap. Dengan demikian Indonesia bisa masuk kandidat pengganti. Dalam hal ini tinggal bagaimana respon dari pemerintah.

Jika Indonesia jadi Tuan Rumah akan Ditonton Miliaran Penduduk Dunia

Berdasarkan Badan Statistik Amerika Serikat jumlah penduduk dunia pada Januari 2018 mencapai 7,53 miliar jiwa. Dari jumlah tersebut, terbanyak merupakan anak berusia 0-4 tahun, yakni mencapai 662 juta jiwa atau sekitar 8,7% dari total populasi, diikuti usia 5-9 tahun dan 10-14 tahun. Sementara yang berusia di atas 100 tahun mencapai 500 ribu jiwa atau sekitar 0,01% dari populasi.

Adapun jumlah penduduk dunia yang masuk usia produktif (15-64 tahun) mencapai 4,99 miliar atau sekitar 66% dari total populasi dunia. Sedangkan usia 0-14 tahun mencapai 1,93 miliar  jiwa. Sedangkan populasi yang berusia di atas 65 tahun ke atas mencapai 681 juta jiwa.

Dari total populasi dunia yang mencapai 7,53 miliar jiwa, lebih dari separuhnya telah menggunakan internet. Hasil survei Wearesocial dan Hootsuit, sebanyak 4,02 miliar (53%) populasi dunia merupakan pengguna aktif internet. Sedangkan yang menggunakan internet aktik secara mobile mencapai 3,72 miliar atau 49% dari total populasi dunia.

Berapa Profit Piala Dunia?

Bisa dibayangkan jika 3,7 miliar atau 2 miliar saja menonton piala dunia lewat tv digital atau live streaming. Berapa profit atau total revenue kita? Rusia saja dalam 2 minggu pendapatan mereka tembus Rp 300-400 triliun. Jadi hitungan bruto bisa mencapai Rp 3000 ribu triliun keuntungan Rusia.

Kalau dibikin di Indonesia, maka akan dapat membayar setengah debting atau utang kita. Pasalnya pada Mei 2018, utang luar negeri kita sudah mencapai Rp5425 triliun.

Untuk itu, Indonesia harus mendorong langkah dari seorang Sarman. Dari tourism atau pariwisata akan menguntungkan. Apalagi kapasitas stadion kita hampir masuk kriteria FIFA misalkan; Stadion Gelora Bung Karno (GBK), dengan daya tampung 76.127, Stadion Bekasi, Stadion Gelora Sriwijaya yang memiliki kapasitas: 38.000 – 45.000, adalagi Stadion Manahan Solo (25 Ribu penonton) bahkan Stadion Patriot Chandrabaga di Kota Bekasi dengan daya tampung 30 ribu.

Begitu pula Stadion Papua Bangkit yang megah yang menampung 40 ribu penonton. Untuk sarana kita sudah punya sekitar 7 stadion megah.

Kita tidak kalah dengan stadion di Rusia yang menggelar piala dunia 2018. Tercatat ada 5 stadion megah mereka yakni ;

1) Stadion Luzhniki

Stadion ini dibangun tahun 1955 dan 31 Juli 1956. Stadion ini resmi digunakan merupakan stadion terbesar di Rusia dengan kapasitas mencapai 80.000 penonton. Stadion yang terletak di Moskwa ini juga merupakan stadion utama tim nasional Rusia.

 2. Stadion Saint Petersburg 

Stadion Saint Petersburg memiliki bentuk yang unik, yakni menyerupai pesawat luar angkasa atau UFO. Melansir situs resmi FIFA, stadion ini memiliki tujuh lantai dengan tinggi mencapai 79 meter. Secara teknologi, Stadion Saint Petersburg menjadi salah satu arena paling modern di arena sepak bola terbesar kedua di Rusia dengan kapasitas 67.000 penonton ini akan menggelar tujuh pertandingan. Dua di antaranya merupakan laga penting, yakni pertandingan semi final dan perebutan juara ketiga. 

3. Stadion Fisht

Awalnya, stadion yang terletak di Kota Sochi ini dibangun khusus untuk gelaran Olimpiade Musim Dingin 2014. Kemudian, karena Rusia mendapatkan hak istimewa menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018, stadion berkapasitas 48.000 penonton ini pun direnovasi sesuai dengan regulasi FIFA.

Sebelum dinamai Stadion Fisht, arena ini mulanya bernama Mount Fisht. Nama tersebut merujuk kepada puncak Pegunungan Kaukasus yang membentang di selatan Rusia. Fisht sendiri merupakan bahasa lokal Adygeyan yang berarti “Kepala Putih”.

Pada ajang Piala Dunia 2018, Stadion Fisht akan menjadi tuan rumah pada empat laga. Salah satu dari keempat pertandingan tersebut merupakan duel panas antara timnas Portugal melawan Spanyol.

4. Volgograd Arena

Terletak hampir 1.000 kilometer dari Kota Moskwa, terdapat sebuah stadion baru dengan desain yang futuristik. Stadion tersebut bernama Volgograd Arena yang berlokasi di Kota Volgograd.

Desain tersebut berupa fasad dengan bentuk kerucut terbalik. Selain itu, terdapat pula penahan angin dengan corak kembang api yang menyimbolkan semangat kota tersebut. Menurut laman resmi FIFA, stadion tersebut akan mampu menampung 48.000 penonton.

Pada gelaran Piala Dunia 2018, Volgograd Arena juga akan melangsungkan empat pertandingan fase grup. Di antaranya Tunisia vs Inggris (18/6), Nigeria vs Islandia (22/6), Saudi Arabia vs Mesir (25/6), dan Jepang vs Polandia (28/6).

5. Kazan Arena

Stadion yang terletak di Kota Kazan ini merupakan salah satu stadion terbaru di Rusia. Melansir situs resmi FIFA, Kazan Arena mulai dibangun pada 2010. Desain Kazan Arena hampir sama seperti Stadion Emirates dan Stadion Wembley yang ada di London, Inggris. Namun, keunikan lain yang membedakan dari stadion berkapasitas 45.000 penonton ini adalah bentuknya yang menyerupai bunga teratai bila dilihat dari atas.

Selain itu, stadion ini juga memiliki layar luar terbesar di Eropa yang membentang sepanjang satu tribun. Dilansir dari Goal.com, (28/5/2018), layar ini akan digunakan untuk menonton bersama bagi orang-orang yang tidak mendapatkan tiket masuk ke dalam stadion.

Oleh karena itu, pemerintah Jokowi open minded and think out of the box terbuka dan berpikir kreatif bahkan harus melakukan kajian secara konverhensif  dengan analisis “SWOT” bahkan melihat dari sisi; impact, benefit, chance and profit. 

 

Berbagai sumber

 

Tinggalkan Komentar

Kolom

Mungkin Anda melewatkan ini

Jelang Hari Jadi Polwan Ke 72, Polwan Polda Kalteng Kembali Beri Pelayanan Perpanjangan SIM Dan SKCK Gratis.

Jelang Hari Jadi Polwan Ke 72, Polwan Polda Kalteng Kembali Beri Pelayanan Perpanjangan SIM Dan SKCK Gratis.

Kejati Koordinasi ke BPKP Terkait Pembangunan Sayoang Yaba

Kejati Koordinasi ke BPKP Terkait Pembangunan Sayoang Yaba

Ini Bedanya Intelektual dengan Politisi dalam Mengubah Indonesia Agar Lebih Baik

Ini Bedanya Intelektual dengan Politisi dalam Mengubah Indonesia Agar Lebih Baik

Rizal Ramli Nilai Pengadangan #2019GantiPresiden tidak Demokratis

Rizal Ramli Nilai Pengadangan #2019GantiPresiden tidak Demokratis

Lansia Korban Penelantaran Camat Lapor ke Dewan dan Bupati Lebong

Lansia Korban Penelantaran Camat Lapor ke Dewan dan Bupati Lebong

Tag

Baca Informasi Berita Aktual Dari Sumber terpercaya