Esensinews.com – Sejumlah akademisi dari berbagai negara meneliti fenomena kemenangan kotak kosong di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Makassar Juni.
“Sampai hari ini saya sudah menerima lima peneliti, profesor, doktor Ilmu Politik dari luar negeri, Amerika, Eropa, Singapura dan Australia, yang tesis penelitiannya adalah mengapa kotak kosong bisa menang,” kata Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Soni Sumarsono di Makassar, Sabtu (25/8/2018).
Lebih lanjut Soni mengutarakan, hal muncul karena hampir tidak ditemukan teori politik yang menjelaskan bagaimana kotak kosong, sebagai benda tidak bernyawa bisa memenangkan pemilihan. “Tidak ada justifikasi kotak kosong yang menang,” ucapnya.
Tidak hanya peneliti luar negeri sebut mantan Plt Gubernur DKI Jakarta ini, peneliti lokal termasuk dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) juga tertarik meneliti hal ini.
“Mereka mencari teori baru mengenai kemenangan kotak kosong ini,” ujarnya.
Oleh sebab itu, putra asal Tulungagung ini berpendapat kemenangan yang sama sekali tidak terduga tersebut merupakan fakta dan konsekuensi langsung dari pelaksanaan demokrasi langsung.
Demikian pula kata Soni, juga tidak terlepas dari kepribadian Wali Kota Makassar petahana Moh. Ramdhan Pomanto yang didiskualifikasi pada pilkada tersebut.
Pihaknya memang mendorong agar akademisi meneliti fenomena kemenangan kotak kosong tersebut, sebagai pembelajaran politik.
“Penelitian dengan perpektif akademik tersebut akan menjadi sebuah pembelajaran politik, termasuk bagi para penentu kebijakan untuk menjadi landasan selanjutnya dalam pembuatan peraturan atau keputusan selanjutnya,” ujarnya.
Editor : Ridwan