Esensinews.com – Kepulauan Yapen Papua kekurangan 500 guru, terutama guru mata pelajaran seperti MIPA, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Hal tersebut dijelaskan Sekda Kepulauan Yapen, Alex Nussy, Senin (20/8/2018).
Menurut dia, untuk menyelesaikan masalah tersebut, Pemda Kepulauan Yapen telah mengangkat guru kontrak sejak tahun 2014 yang ditempatkan di sekolah-sekolah, mulai tingkat SD hingga SMA. Saat ini di Kepulauan Yapen ada 11 TK, 59 PAUD, 31 SMP, 11 SMA dan 5 SMK baik negeri dan swasta.
“Namun keuangan pemerintah daerah tiap tahun kan berubah dan tidak cukup untuk membayar guru kontrak sebanyak itu. Guru kontrak bukan pegawai negeri . Jadi saat ini yang kami butuhkan ya sekitar 500 guru. Kurangnya guru ini menjadi salah satu alasan masih ada anak yang putus sekolah di Kepulauan Yapen ini,” ucap Alex seperti dikutip kompas.com.
Saat ini, guru kontrak di Kepulauan Yapen di SD berjumlah 123 guru, SMP ada 50 guru dan SMK sebanyak 40 guru. Namun setiap tahun, angkanya tersebut berubah sesuai dengan kemampuan keuangan daerah.
Kekurangan guru ini, menurut Alex, disebabkan karena sejak lima tahun terakhir tidak ada pengangkatan pegawai negeri di Kepulauan Yapen. Untuk tingkat SD, kekurangan sekitar 315 guru, sementara SMP kekurangan sekitar 50 guru dan untuk SMA kekurangan sekitar 40 guru.
Bahkan di salah satu distrik, ada SD yang hanya diajar oleh kepala sekolah dan istrinya. Ada juga yang sekolah yang melibatkan mereka yang lulus SMA di daerahnya untuk mengajar di sebuah SD,” jelas Alex.
Padahal, Pemerintah Yapen sendiri telah memberikan program baju gratis untuk anak-anak sekolah di Kepulauan Yapen mulai PAUD hingga SMA baik sekolah negeri dan sekolah swasta. Masing-masing anak akan mendapatkan empat stel baju yang digunakan untuk sekolah.
Selain itu, mereka juga memberikan beasiswa untuk mereka yang meneruskan kuliah di luar kota dan nantinya setelah lulus, mereka akan kembali ke Kepulauan Yapen untuk mengajar.
“Untuk angkatan pertama yang kuliah di Tangerang sudah wisuda Agustus lalu ada 27 orang, sementara yang masih studi angkatan kedua dan ketiga, masing-masing 25 orang, jadi total 50 orang. Ada juga 7 orang yang saat ini menyelesaikan studi di luar neger seperti Jerman dan China. Harapannya nanti mereka akan kembali ke Yapen untuk memberikan kontribusi, khususnya di pendidikan untuk tanah kelahirannya,” ungkapnya.