Esensinews.com – Sejumlah pihak mengusulkan agar menteri jangan masuk dalam tim pemenangan presiden. Usul tersebut datang dari Institute of Development for Economics and Finance (Indef). Mereka menyarankan agar anggota tim sukses capres dan cawapres Jokowi Widodo (Jokowi)-Ma’ruf Amin bukan dari kalangan menteri.
“Pengisi tim sukses tersebut seharusnya dari kalangan politikus. Apabila menteri yang ditugaskan sebagai anggota tim sukses, maka ditakutkan bisa memengaruhi kinerja dan profesionalismenya,” kata Peneliti Indef Bhima Yudhistira seperti dilansir kompas.com Selasa (21/8/2018).
“Sebaiknya timses biar politisi yang mengurus. Sementara tim ekonomi khususnya menteri fokus bekerja. Itu lebih menunjukkan profesionalitas,” kata Bima.
Lanjut kata Bhima, keterlibatan menteri sebagai tim sukses Jokowi dan Ma’ruf Amin bakal menganggu penyelesaian masalah ekonomi yang dilakukan pemerintah.
Dia pun menjelaskan, pertumbuhan ekonomi sulit capai target 5,4 persen tahun ini. Kalau banyak yang nyambi jadi tim sukses tentunya fokus penyelesaian masalah ekonomi bisa terpecah,” ucapnya.
Bhima menambahkan, saat ini ekonomi dalam negeri masih bergejolak dengan defisit transaksi berjalan melebar mencapai tiga persen pada kuartal II 2018.
Rupiah pun masih terpukul akibat penguatan dollar AS dan krisis Turki. Kemudian, inflasi di semester II 2018 mulai merangkak naik akibat biaya impor yang mahal dan kenaikan harga minyak mentah dunia.
“Idealnya, di tengah ekonomi global yang tidak pasti dan tren ekonomi dalam negeri yang memburuk diperlukan penanganan serius dari tim ekonomi Jokowi,” sambung Bhima.
Sebelumnya diberitakan, tiga menteri Kabinet Kerja masuk dalam daftar anggota tim sukses bakal capres dan cawapres Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
Mereka ialah Menteri Keuangan Sri Mulyani, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani.