Oleh : Manuel Mewengkang
Indonesia dihargai murah banget sama si tukang nyogok. Demi jabatan cawapres, tukang sogok ini menyogok dua partai gurem dengan nominal satu triliun. Satu triliun itu murah!
Itu hanya senilai 4.000 rupiah per kepala jika seluruh rakyat Indonesia ada 250 juta orang. Mau kepala kalian dibeli seharga 4.000 sehari, lalu 5 tahun akan sengsara di bawah si tukang nyogok itu? Mari simak. Baca sampai habis!
Ini adalah nilai yang sangat kecil. Satu hari habis untuk beli kopi! Dasar tukang nyogok! Memang kader partai gurem ini benar-benar menghargai Indonesia dengan harga yang sangat murah! Tidak pantas tukang nyogok ini memimpin Indonesia. Mau Indonesia dikuasai tukang nyogok? Jangan pilih Jokowi!
Si tukang sogok ini dengan terang-terangan, tanpa petunjuk, hint alias tanpa sandi, membayar satu triliun untuk sebuah jabatan yang gajinya tidak besar itu. Penulis sudah menuliskan perhitungan di artikel sebelumnya mengenai perbandingan antara 1 triliun dengan gaji wakil presiden.
Gaji wakil presiden sudah ditambah-tambah dengan tunjangan itu hanya 50 juta per bulan. Artinya 600 juta per tahun. Lalu 3 miliar per lima tahun dalam satu periode. Jadi 1 triliun dibandingkan 3 miliar itu adalah sebuah perbandingan yang sangat jauh.
Ini adalah sebuah bentuk paling hakiki dalam ketimpangan secara nasional. Harta 1 triliun itu hanya senilai 4.000 per kepala jika penduduk Indonesia jumlahnya 250 juta. Sekarang katanya 260 juta. Artinya di bawah 4.000 rupiah. Ini apa-apaan?
Indonesia tidak butuh pemimpin yang suka menyuap orang. Mau pakai istilah mahar politik, biaya kampanye, atau apapun, itu sama saja merusak moral bangsa ini. Bayangkan saja jika orang-orang ini menjadi pemimpin bangsa ini. Mau hancur?
Indonesia tidak butuh pemimpin tukang nyogok. Bahkan nyogoknya terang-terangan tanpa kode dan bahasa asing seperti yang digunakan oleh teman baiknya yang ada di partai pengusungnya. Tanpa perlu sandi untuk melakukan korupsi. Bahkan ada kader partai yang di-PHP, untuk urusan lobi-melobi mereka ini. Benar-benar tidak jelas.
Penulis benar-benar tidak bisa membayangkan bagaimana Indonesia menjadi sebuah negara yang suram ketika mereka memilih orang yang akan mencelakakan mereka. Ini adalah sebuah kecelakaan. Indonesia mundur dan tidak ada harapan.
Penulis akan meneriakkan terus menerus kegagalan berpikir warga Indonesia ini. Percayalah, agama, ayat dan mayat akan digunakan secara gencar. Mengapa? Karena sudah jelas, bahwa orang-orang seperti mereka ini akan berbuat apapun demi syahwat kekuasaan.
sekeluarga. Tapi uang 1 triliun itu bisa membeli telur untuk seluruh rakyat Indonesia.
Akan tetapi, ke mana uang 1 T tersebut? Ya ke kantong-kantong dari gerombolan si berat. Mereka bukan lagi membuat telur mata sapi. Tapi partai korupsi sapi.
Inilah yang menjadi sebuah kegagalan berpikir. Penulis membayangkan jika orang ini menang, mau jadi apa Indonesia? Mau menyogok Indonesia? Indonesia butuh orang-orang baik yang memikirkan masyarakat luas
Indonesia tidak membutuhkan tukang nyogok yang tanpa kode atau sandi lagi untuk menghalalkan segala cara memenangkan politik uang. Penulis membayangkan lagi, jika orang ini memimpin Indonesia, mau sehancur apa Indonesia ini?
Rakyat Indonesia harusnya sudah terdidik dan melihat sebuah fakta sejarah. Kita melihat bagaimana Jakarta ditinggalkan Ahok. Se-semrawut apapun, itu tidak menjadi kepedulian bagi si pemimpin saat ini.
Malah uang mahal-mahal pakai APBD, membuat pajangan bambu lapuk di luar lapangan yang terkena debu akan menjadi semakin berat dan akhirnya rubuh. Lihat saja orang-orang yang ada di dalam pemerintahan saat ini. Tidak karuan.
Macet masih terjadi. Banjir masih ada, padahal ini musim kemarau. Sampah berserakan. Memang kebersihan bagi mereka sepertinya bukan bagian dari iman. Malah ada seorang teroris media sosial yang menyebarkan fitnah tentang meledaknya mobil si nenek dan bom Molotov ke arah rumah atlet senam mulut.
Orang-orang di balik pemerintahan kota saat ini adalah segerombolan yang jahat. Mau Indonesia dipimpin oleh orang seperti itu? Jangan mau ditipu janji manis. Kepala kalian hanya dibayar 4000 rupiah untuk sehari dan lima tahun sengsara. Kalian mau menggadaikan harga diri kalian?
Begitulah sandi-sandi.
Foto : medcom
Untuk artikel tampan lainnya, bisa dilihat di sini: https://seword.com/author/mawengkang