Esensinews.com – Banyak prestasi yang ditorehkan di era pemerintahan Presiden Donald Trump saat ini. Selain pembangunan tembok perbatasan dengan Mexico, peningkatan ekonomi yang tajam, bahkan jumlah pengangguran menurun drastis.
Sejak pemilu, bursa sahamĀ Amerika pun naik hampir 35 persen. Pikirkan hal itu. Hampir 35 persen.
Tercatat pengangguran di Amerika turun sedikit dalam bulan Juli, namun angka penerimaan pekerja lebih rendah daripada perkiraan banyak analis.
Pengangguran turun 10 persen menjadi 3,9 persen, seperti dilaporan Departemen Tenaga Kerja yang dirilis hari Jumat (3/8/2018). Barangkali ini menunjukkan tingkat pengangguran menjadi salah satu angka terendah dalam beberapa tahun.
Ekonomi terbesar dunia itu juga menerima 157 ribu pekerja, lebih rendah daripada rata-rata bulanan sepanjang tahun ini.
Kalangan pakar menyatakan situasi itu disulut penutupan toko ritel, tetapi mengatakan pasar tenaga kerja tetap ketat, dengan lebih banyak lowongan daripada pekerjaan secara keseluruhan.
Sejumlah pakar berpendapat situasi itu disulut penutupan toko ritel, tetapi mengatakan pasar tenaga kerja tetap ketat, dengan lebih banyak lowongan daripada pekerjaan secara keseluruhan.
Semenatara saat ini, tingkat pengangguran kurang dari 4 persen biasanya mendorong pengusaha menaikkan upah untuk menarik dan mempertahankan pekerja yang baik; tetapi, angka terbaru menunjukkan upah hanya naik 2,7 persen dalam setahun ini, sedikit lebih rendah dari tingkat inflasi, yang berarti upah sebenarnya sedikit menurun.
Peter Cramer dari Prime Advisors mengatakan alasan mengapa upah tidak naik lebih cepat adalah jumlah pekerja paruh waktu yang besar, tetapi menyusut. Mereka mendapat jam kerja lebih panjang atau penuh waktu seperti dikutip VoaIndonesia.
Editor : Divon